Pemberontak Houthi Klaim Tembak Roket ke Reaktor Nuklir Abu Dhabi

Media pemerintah UEA segera membantah kabar itu. Klaim terjadi di tengah babak baru tensi tinggi konflik antara Houthi dan Otoritas Yaman.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Des 2017, 14:06 WIB
Diterbitkan 04 Des 2017, 14:06 WIB
Kelompok Houthi di Yaman (AFP)
Ilustrasi: Kelompok Houthi di Yaman (AFP)

Liputan6.com, Abu Dhabi - Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim pada hari Sabtu 2 Desember 2017 bahwa mereka telah meluncurkan rudal kendali ke sebuah pembangkit listrik bertenaga nuklir (PLT Nuklir) yang tengah dibangun di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Kendati demikian, media pemerintah UEA segera membantah kabar tersebut.

Pada 2 Desember, situs resmi Houthi menyampaikan bahwa mereka telah meluncurkan misil ke lokasi strategis di reaktor PLTN di Barakah, Abu Dhabi.

Situs itu juga menjelaskan bahwa rudal tersebut "telah berhasil menghancurkan target". Demikian seperti dikutip dari The New York Times, Senin (4/12/2017).

Peluncuran rudal itu diklaim oleh Houthi sebagai aksi balasan terhadap blokade laut dan udara yang dilakukan oleh kelompok pro-Presiden Yaman Abdrabbuh Mansour Hadi yang didukung Arab Saudi (koalisi Hadi - Saudi). Blokade itu telah terjadi sejak akhir November lalu.

Blokade tersebut, "memberikan alasan bagi warga Yaman (pro-Houthi) untuk melakukan langkah selanjutnya", klaim situs itu.

Menilai kabar tersebut sebagai sebuah upaya propaganda, media pemerintah UEA, WAM membantah peluncuran rudal tersebut.

Media itu juga membantah misil kendali yang diklaim Houthi telah berhasil menghancurkan sebuah reaktor PLT Nuklir di Barakah, Abu Dhabi.

Menambahkan lewat akun Twitter, WAM menulis, "UEA (juga) memiliki sistem pertahanan udara yang mampu mengatasi berbagai ancaman. Dan proyek reaktor nuklir di Barakah tetap aman."

Seperti dikutip dari The New York Times, klaim peluncuran rudal itu merupakan kali kedua yang dilakukan oleh Houthi sepanjang 2017 ini. Klaim semacam itu seakan merupakan cara Houthi untuk merespons operasi serangan udara yang dilakukan oleh koalisi Hadi - Saudi di Yaman.

Koalisi Hadi - Saudi telah menargetkan pemberontak Houthi dengan serangan udara. Sebagai balasan, Houthi pun kerap meluncurkan sejumlah rudal balistik ke wilayah Saudi.

Meski tak strategis dan hanya menimbulkan sedikit kerusakan, ancaman rudal Houthi menimbulkan kecemasan bagi warga Saudi. Klaim-klaim bermuatan propaganda seperti yang -- diduga -- dilakukan pada reaktor PLT Nuklir Abu Dhabi juga menjadi salah satu opsi yang dilakukan oleh kelompok pemberontak Houthi.

PLT Nuklir di Barakah terletak di gurun pasir Abu Dhabi barat, dekat dengan perbatasan UEA - Arab Saudi. Proyek yang dibangun oleh Korea Electric Power Coorporation itu akan beroperasi tahun depan.

'Babak Baru' Perang Saudara Yaman

Kabar peluncuran misil itu bertepatan dengan dimulainya pertempuran hebat antara kelompok Houthi dengan pasukan pro eks-Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Padahal sebelumnya, kedua kelompok itu merupakan koalisi yang secara kolektif disebut sebagai Supreme Political Council dan didukung oleh Iran.

Perpecahan dimulai setelah eks-Presiden Saleh mengumumkan berniat untuk melakukan dialog kompromi dengan kelompok pro Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi yang didukung oleh Arab Saudi. Koalisi Hadi-Saudi merupakan lawan dari Supreme Political Council dalam Perang Saudara Yaman yang telah berkecamuk sejak 2014.

"Saya mengimbau para saudara tetangga sekalian (Arab Saudi Cs) untuk menghentikan agresi, pertempuran, dan membuka blokade (yang dilakukan oleh koalisi Hadi-Saudi), dan memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak. Dan kami akan membalas perbuatan baik kalian," kata Saleh beberapa pekan lalu.

Menanggapi rencana kompromi itu, pemimpin Houthi, Abdul Malek Al Houthi menuduh eks-Presiden Saleh 'telah mengkhianati komitmen bersama Houthi untuk memerangi koalisi Hadi-Saudi'.

Sedangkan koalisi sangat menyambut baik niatan eks-Presiden Saleh untuk melakukan dialog kompromi.

"Kami percaya dengan niat (baik) pemimpin dan saudara kami," kata pejabat Arab Saudi yang dipublikasikan oleh media pemerintah Saudi, Al Hadath.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya