Menlu: Soal Yerusalem, RI Sudah Bangun Komunikasi dengan OKI

Rajut komunikasi ditujukan untuk menyampaikan posisi Indonesia dalam isu Yerusalem, yang tengah menghangat sepanjang pekan ini.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 05 Des 2017, 13:41 WIB
Diterbitkan 05 Des 2017, 13:41 WIB
Menlu Retno Marsudi
Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan pers di Kemenlu, Jakarta, Jumat (3/2). Pertemuan Raja Salman dengan tokoh lintas agama menjadi contoh keharmonisan dan toleransi Indonesia untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan bahwa Indonesia telah membangun komunikasi dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna merespons isu rencana Amerika Serikat yang hendak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Rajut komunikasi itu, kata Retno, ditujukan untuk menyampaikan posisi Indonesia dalam isu yang tengah menghangat sepanjang pekan ini.

Retno memaparkan, komunikasi terkait Yerusalem yang dilakukan Indonesia terhadap OKI, diperantarai oleh perwakilan diplomatik Indonesia di Arab Saudi -- selaku negara yang menampung kantor pusat administratif organisasi antarnegara Islam tersebut.

"Segera, kita (Kemlu RI) sudah melakukan komunikasi dengan Duta Besar RI di Riyadh untuk memberikan arahan yang harus disampaikan dalam pertemuan OKI yang dilaksanakan kemarin," kata Menlu Retno di Jakarta kala menghadiri Seminar dan Pameran Foto Palestina di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Pertemuan yang dimaksud oleh Retno adalah "Extraordinary Meeting of the Committee of Permanent Representatives of the OIC Member States" yang digelar pada 4 Desember 2017 di kantor pusat administratif OKI di Jeddah, Arab Saudi.

Usai pertemuan itu, OKI merilis 20 pernyataan sikap terkait isu Yerusalem. Garis besar pernyataan sikap itu adalah bahwa OIC menekankan setralitas Palestina dan Kota Suci Al-Quds Al-Sharif (Yerusalem) terhadap seluruh umat muslim.

Organisasi itu juga mengutuk segala rencana dari berbagai pihak -- termasuk AS -- yang memberikan Israel kontrol, kewenangan, dan kekuasaan terhadap status Yerusalem.

Menegaskan pernyataan sikap yang disampaikan oleh OKI, Menlu RI mengatakan, "Sikap yang disampaikan oleh OKI sudah jelas, begitu juga sikap yang disampaikan oleh Indonesia," kata Retno Marsudi.

Retno melanjutkan, "Bahwa Indonesia sangat prihatin dengan status di Yerusalem. Segala perubahan akan membahayakan proses perdamaian dan perdamaian itu sendiri."

 

Menlu RI Panggil Dubes AS Bahas Yerusalem

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk RI Joseph Donovan ke Kementerian Luar Negeri. Pemanggilan itu dilakukan oleh Menlu RI untuk meminta penjelasan dari sang Dubes AS soal isu Yerusalem.

"Begitu dapat informasi itu, saya segera berkomunikasi dengan Dubes AS kemarin. Kita sampaikan keprihatinan yang sangat mendalam terhadap situasi tersebut (kepada Dubes AS)," papar Menlu Retno di Kemlu RI, Selasa, 5 Desember 2017.

"Kita menyampaikan bahwa apabila hal itu dilakukan (pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel), maka akan sangat membahayakan proses perdamaian itu sendiri dan stabilitas," tambahnya.

Saat pertemuan itu, Menlu Retno menyampaikan, "Dubes AS menyatakan bahwa Washington belum mengambil keputusan final mengenai masalah tersebut."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya