Liputan6.com, Temirtau - Peristiwa aneh menimpa warga di Kazakhstan pusat di tengah musim dingin ini. Pasalnya, bukannya hujan salju berwarna putih yang menyelimuti wilayah mereka, kristal es itu malah terlihat seperti batu bara.
Munculnya peristiwa aneh tersebut bukan tanpa pertanda. Pada awal Januari 2018, kabut hitam misterius menyelimuti wilayah bernama Temirtau.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Jumat (12/1/2018), banyak warga khawatir akan kesehatannya. Mereka pun menggunakan media sosial untuk menyuarakan suaranya kepada pemerintah atas kekhawatiran mereka.
"Kami tak dapat hidup seperti ini. Kami menderita di sini," ujar salah satu warga di medsosnya.
Kelompok ilmuwan yang terdiri dari ahli lingkungan dan pemerintah independen, bekerja sama untuk mengidentifikasi penyebab turunnya salju hitam di Kazakshtan.
Pabrik Baja dan Besi Dituduh jadi Penyebab
Temirtau merupakan pusat pabrik pemroduksi besi dan baja di Kazakhstan. Pabrik bernama Karaganda Metallurgical Combine itu dimiliki oleh ArcelorMittal Temirtau, anak perusahaan raksasa industri global ArcelorMittal.
Banyak warga di Temirtau meyakini bahwa polusi itu berasal dari kompleks pabrik tersebut sehingga membuat salju menjadi hitam.
Warga yang marah mulai mengumpulkan tanda tangan untuk membuat petisi yang diajukan kepada Aliya Nazarbayeva. Ia adalah putri termuda Presiden Nursultan Nazarbayev dan kepala Association of Ecological Organisations of Kazakhstan.
"Salju bertindak sebagai tes lakmus, yang menunjukkan skala menakutkan dari emisi berbahaya ini," tulis petisi itu,
Sementara itu, ArcelorMittal Temirtau tidak menyangkal bahwa polusi yang disebabkan oleh pabriknya, kemungkinan berperan besar atas fenomena itu.
Advertisement
Wilayah Darurat Emisi
Wilayah Karaganda, di mana Termitau berada, dijuluki sebagai tempat terburuk di Kazakhstan karena emisi berbahayanya.
Menurut komite statistik Kazakhstan, hampir 600.000 ribut zat berbahaya dilepaskan ke udara di Karaganda pada 2016.
Pada Desember 2017 saja, badan meteorologi nasional mencatat kadar hidrogen sulfida di Temirtau melebihi batas sebanyak 11 kali dari yang dimandatkan pemerintah.