Paus Fransiskus Nikahkan Dua Awak Kabin di Atas Pesawat

Paus Fransiskus mencetak sejarah dengan melakukan upacara pernikahan kepada dua awak kabin di atas sebuah pesawat yang mengudara di Chile.

oleh Citra Dewi diperbarui 19 Jan 2018, 11:03 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2018, 11:03 WIB
Paus Fransiskus menikahkan Paula Podest dan Carlos Ciuffardi
Paus Fransiskus menikahkan awak kabin Paula Podest dan Carlos Ciuffardi di atas sebuah pesawat yang mengudara di Chile. (L'Osservatore Romano Vatican Media/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Santiago - Paus Fransiskus telah mencetak sejarah dengan melakukan upacara pernikahan kepada dua awak kabin di atas sebuah pesawat yang sedang mengudara di Chile.

Dua awak kabin tersebut, Paula Podest Ruiz (39) dan Carlos Ciuffardi Elorriga (41), sebelumnya telah menikah di catatan sipil. Namun, mereka meminta Paus untuk memberkati pernikahan mereka.

Dikutip dari BBC, Jumat (19/1/2018), pasangan tersebut mengatakan, mereka tak dapat melakukan upacara penikahan di gereja merek adi Santiago, ibu kota Chile, sejak tempat ibadah itu rusak pada 2010.

Paus Fransiskus kemudian menyarankan mereka untuk melakukan upacara secara singkat dalam penerbangan dari Santiago ke Iquique di Chile utara.

Dia kemudian melakukan layanan pernikahan Katolik untuk pasangan tersebut dan menunjuk bos mereka sebagai saksi.

Paus pun kemudian menulis tangan dokumen pernikahan agama di selembar kertas, yang ditandatangani oleh pengantin perempuan, pengantin laki-laki, dan saksi.

Penerbangan itu disediakan oleh maskapai terbesar Amerika Latin, Latam, dan perjalanan tersebut merupakan bagian dari tur Paus Fransiskus ke Chile.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Chile

Keriuhan Warga Chili Saat Sambut Paus Fransiskus
Ratusan warga menyambut Paus Fransiskus saat mengunjungi Gereja Maipu di Santiago, Chili (18/1). Paus Fransiskus mengunjungi Gereja tersebut untuk bertemu dengan pemuda-pemuda di wiliyah Chili. (AP Photo / Natacha Pisarenko)

Pada Rabu, 17 Januari 2018, Paus Fransiskus mengunjungi kota Temuco di wilayah selatan Araucania, di mana ia meminta adanya persatuan merujuk pada salah satu konflik terpanjang di negara tersebut.

Dalam sebuah pidato di depan umum, Paus mengatakan bahwa "kekerasan destruktif" antara penduduk asli Mapuche dan negara bukan lah jawabannya.

Wilayah tersebut telah mengalami konflik selama berabad-abad yang dipicu oleh sejumlah isu, termasuk kepemilikan tanah leluhur dan pengakuan hukum dan budaya Mapuche.

Dalam perjalannya ke Chile, Paus Fransiskus juga menemui korban pelecehan seksual oleh sejumlah pendeta di Chile.

Ia mengakhiri kunjungannya ke Chile pada 18 Januari 2018, ia menggelar perayan massal luar ruang di Iquique. Hal itu dilakukan sebelum ia berangkat menuju perjalan terakhir di Amerika Latin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya