Liputan6.com, Dubai - Demi membeli sebuah klub sepak bola di Inggris, pria di Uni Emirat Arab mencuri uang sang istri. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 5 juta pound sterling atau hampir Rp 100 miliar.
Kebanggaan Sulaiman Al Fahim namun tak bertahan lama. Seperti dikutip dari BBC, Minggu (8/2/2018), ia hanya sempat memiliki klub Portsmouth, Inggris, selama enam minggu di tahun 2009.
Baca Juga
Ia lalu dijatuhi hukuman lima tahun penjara di Uni Emirat Arab karena pencurian dari istrinya untuk mendanai pembelian klub tersebut.
Advertisement
Pria dari Uni Emirat Arab yang juga terlibat di Abu Dhabi United Group saat pembelian Manchester City pada 2008, dinyatakan bersalah melakukan pemalsuan, menggunakan dokumen palsu, dan persekongkolan untuk perbuatan pidana.
Dia dan seorang kaki tangannya dinyatakan terbukti mencuri uang yang digunakan untuk membeli klub yang dijuluki Pompey itu dari Sacha Gaydamak. Tak berapa lama kemudian, Al Fahim menjual lagi klub tersebut kepada Ali Al Faraj.
Al Fahim tak menghadiri persidangan dan dijatuhi hukuman in absentia.
Ketahuan
Jaksa mengatakan bahwa istri Al Fahim menyadari kehilangan dana dalam jumlah besar, setelah mendapati pemasukan bunga yang seharusnya diterimanya dari rekening bank yang dibuka tahun 2009 itu ternyata nihil.
Dia lalu menghubungi manajer bank tersebut yang terus mengulur-ulur waktu, meskipun dia meminta untuk memindahkan dana di akun tersebut pada September 2011.
Ketika dia akhirnya datang ke bank secara langsung, barulah diketahui bahwa tidak ada dana di rekeningnya. Dia pun mendatangi bagian hukum bank itu. Dia pun melaporkan masalah tersebut ke polisi, ketika mereka tidak mengambil tindakan juga.
Pengadilan yang berlangsung di Dubai menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada pengelola bank atas pidana pencurian, pemalsuan dokumen resmi, dan penggunaan dokumen palsu.
7 Kali Pindah Kepemilikan
Pada saat dimiliki Al Fahim, Portsmouth berada di Liga Primer. Kendati demikian, klub itu mengalami masalah keuangan dan kesulitan membayar gaji pemain dan staf.
Empat tahun kemudian, Pompey menderita degradasi tiga kali dan berpindah pemilik tujuh kali. Selain dua kali diambil alih pengelolaannya oleh badan sepak bola Inggris FA.
Pada tahun 2013, klub ini diambil alih oleh Pompey Supporters Trust (PST), yang lalu menjualnya ke mantan pimpinan Disney, Michael Eisner, pada bulan Agustus 2017.
"Realistis saja, kami membutuhkan markas baru dan kami ingin memperkuat tim dan akademi," ujar Al Fahim dalam sebuah wawancara Radio Solent pada 2009 setelah membeli Portsmouth, Sulaiman Al Fahim.
"Mudah-mudahan kami bisa memiliki stadion baru pada tahun 2015 atau 2016. Kalau saat itu tiba, kami ingin masuk delapan besar (Liga Primer)."
Juru bicara PST Ashley Brown mengatakan kepada BBC Sport bahwa kasus tersebut "sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana syarat-syarat pembelian klub sepak bola".
Sejak kasus Al Fahim, Liga Primer memperketat peraturan tentang kepemilikan.
Advertisement