Liputan6.com, New York - Tokoh agama umat Nasrani asal Amerika Serikat William Franklin Graham atau dikenal dengan nama Billy Graham tutup usia.
Pendeta yang aktif menyebarkan ajaran Kristen sejak Abad ke-20 ini meninggal pada usia 99 tahun, kata seorang juru bicara, namun ia tak merinci penyebab kematian misionaris kelahiran 7 November 1918 tersebut.
Baca Juga
Billy Graham dilaporkan meninggal pada hari Rabu pagi, 21 Februari 2018, pukul 08.00 waktu setempat (13.00 GMT) di rumahnya yang berada di Montreat, North Carolina, Amerika Serikat.
Advertisement
Kabar duka ini disampaikan oleh Jeremy Blume, juru bicara Billy Graham Evangelistic Association.
Pada Rabu malam, Gedung Putih juga mengumumkan berita lelayu itu. Istana presiden Amerika Serikat ini mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda penghormatan dan berkabung. Gedung Putih juga menginstruksikan agar seluruh jajaran pemerintahan melakukan hal serupa.
"Si HEBAT Billy Graham telah wafat. Tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya! Ia akan dirindukan oleh umat Kristiani dan semua pemeluk agama. Pria yang sangat spesial," tulis Presiden Donald Trump melalui Twitter, seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (22/2/2018).
Billy Graham telah menyebarkan ajaran Injil selama lebih dari 70 tahun, baik secara langsung maupun melalui siaran TV. Jamaahnya pun mencapai ratusan juta orang.
Ia, yang dijuluki God's Machine Gun, telah bertahun-tahun mengabdikan diri sebagai pendeta de facto Gedung Putih, melayani beberapa presiden Amerika Serikat -- yang paling terkenal adalah Richard Nixon.
Pria asal Charlotte ini juga pernah bertemu dengan sejumlah pemimpin dunia, salah satunya Ratu Elizabeth II. Billy Graham menyampaikan khotbah di hadapan sang Ratu di kapel pribadi Keluarga Kerajaan (Royal Family) dan ditampilkan dalam serial mini "The Crown".
Kala itu, Billy Graham diangkat sebagai penasihat spiritual Elizabeth II saat Ratu masih muda.
Billy Graham dikenal akan gayanya saat berceramah di panggung.Â
Komplikasi Penyakit
Selain menderita penyakit parkinson selama bertahun-tahun, Billy Graham juga mengidap masalah kesehatan lainnya seperti pinggul dan pelvis yang patah, kanker prostat dan pemasangan VP shunt (Ventriculoperitoneal shunt atau VP shunt adalah alat kesehatan yang dipasang untuk melepaskan tekanan dalam otak) untuk mengendalikan cairan berlebih di otaknya.
Ia dirawat di rumah sakit pada tahun 2011, 2012 dan 2013, karena masalah pernafasan. Graham meninggalkan lima orang anak dan delapan orang cucu, sedangkan istrinya, Ruth, telah meninggal terlebih dahulu pada 10 Juni 1920.
Billy Graham telah mengakhiri karirnya dalam sebuah kampanye keagamaan pada bulan Juni 2005 di New York. Ia mewariskan pengurusan organisasinya kepada putra tertuanya, Franklin. Seluruh anak-anak Graham juga mengikuti jejak sang ayah, menjadi pendeta.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement