Liputan6.com, Yerusalem - Dari Perjanjian Baru hingga The Da Vinci Code, citra Maria Magdalena berkali-kali ditetapkan, diputarbalikkan, digugat. Ia salah satu perempuan paling misterius dan paling diperdebatkan dalam sejarah, yang dikaitkan dengan Yesus Kristus.
Ada yang menganggapnya sebagai 'perempuan berdosa' yang telah bertobat, saksi penyaliban dan kebangkitan Yesus, orang kudus, bahkan sebagai 'pasangan' Kristus versi Da Vinci Code.
Advertisement
Sejumlah film dibesut, yang menggambarkan sosok Maria Magdalena: Jesus of Nazareth, Jesus Christ Superstar, dan The Last Temptation of Christ. Dalam film-film tersebut, perempuan itu digambarkan sebagai sosok tak berdaya yang diselamatkan oleh Yesus.
Dilansir dari BBC pada Selasa (13/3/2018), tidak ada satupun dari tiga film di atas yang mampu menjelaskan dengan baik tentang latar belakang Magdalena, mengapa ia memutuskan menjadi 'pendosa', dan lika-liku pertemuannya dengan Yesus di tanah Yerusalem.
Ketiga misteri di atas coba ditelaah secara lebih kritis dalam film berjudul Mary Magdalene karya sutradara Garth Davis, dan dibintangi oleh aktris Rooney Mara.
Di sini, Maria Magdalena dikisahkan sebagai sosok pemikir bebas yang menjadi saksi kematian, sekaligus kebangkitan Yesus Kristus. Dia perempuan yang pantas untuk dihormati.
Baca Juga
Alur cerita dalam film ini berupaya membalikkan persepsi tentang Magdalena, yang oleh pendapat pihak ortodoks pada Gereja Katolik, dianggap sebagai pendosa.
"Semakin dalam saya meresapi peran yang saya mainkan, membuat saya sadar bahwa Magdalena adalah sosok yang luar biasa hebat," ujar Rooney Mara.
"Ini membuat saya marah, ketika para pria di kisah ini (perjalanan Yesus Kristus) diabadikan sebagai nama banyak gereja di dunia, ia (Magdalena) justru disebut pekerja seks komersial," lanjut aktris berusia 32 itu.
Dalam film ini, Magdalena dikisahkan sebagai seorang gadis muda dari Galilea, sebuah desa nelayan di utara Israel, yang memiliki bakat menonjol dalam kebidanan -- sebuah profesi yang tak dihormati kala itu. Perempuan itu pun terasing dari lingkungannya.
Suatu ketika ia mendengar tentang seorang misionaris berkharisma, Yesus Kristus. Melalui dorongan hatinya, ia tergerak untuk mencari Yesus dan menjadi pengikutnya.
Ketulusan hati Magdalena membawanya pada Perjamuan Terakhir, memandang sedih penyaliban Yesus, dan juga menyaksikan dengan takjub kebangkitan sosok suci Kristus.
Simak video tentang ketulusan dan cinta kasih Bunda Teresa berikut;
Pembunuhan Karakter Selama Ribuan Tahun
Menurut sejarah, pembunuhan karakter terhadap Maria Magdalena dimulai pada tahun 591 silam, ketika Paus Gregorius I menyebutnya sebagai wanita yang terlibat dalam praktik prostitusi.
Selama berabad-abad, persepsi negatif tersebut diyakini oleh banyak orang, meskipun secara fakta, tidak ada penjelasan sahihnya dalam Kitab Perjanjian Baru.
Satu-satunya rujukan yang mungkin mendukung hal terkait, muncul pada surat Markus dan Lukas, di mana disebut kekuatan jahat ditarik keluar dari tubuh Magadalena.
Tidak adanya bukti tersebut, menjadikan Magdalena sebagai korban pembunuhan karakter yang terjadi lebih dari 1.400 tahun lamanya.
Meski pihak Gereja Katolik Roma telah mulai membersihkan nama Magdalena sejak 1969 silam, baru pada 2016 lalu, sosoknya benar-benar terlepas dari persepsi negatif.
Kala itu, Paus Fransiskus secara resmi menghapus anggapan yang menyebut Magdalena sebagai sosok PSK.
Bahkan, Paus kelahiran Argentina itu menempatkan Magdalena sebagai 'rasul dari segala rasul' karena alasan ketulusan hati, serta keberanian dalam melawan kungkungan stigma wanita di masanya.
Film Mary Magdalene akan mulai tayang perdana di seluruh dunia pada 16 Maret 2018.
Advertisement