Liputan6.com, Jakarta: Pendiri Microsoft, Bill Gates, berada di Cina untuk mengkampanyekan bahaya nikotin buat para perokok pasif di negara dengan populasi perokok terbesar di dunia itu.
Gates bermitra dengan Robin Li, chief executive Baidu Inc, yang mengoperasikan mesin pencari paling populer di Cina, dalam sebuah yayasan yang menggunakan media tradisional dan online untuk aksi tersebut.
"Media kami akan menginformasikan publik tentang bahaya merokok pasif dan memberikan pendidikan tentang bagaimana cara sopan memeritahu para perokok tentang kondisi ini," kata Gates dalam sebuah konferensi pers, Sabtu (11/6) waktu setempat.
Menurut statistik pemerintah, merokok terkait dengan kematian sedikitnya 1 juta orang di Cina setiap tahun, menjadikannya salah satu ancaman kesehatan terbesar. Hampir 30 persen orang dewasa di Cina merokok (sekitar 300 juta orang) atau kira-kira setara dengan jumlah penduduk AS.
Lebih dari 600 juta orang kemudian diperkirakan potensial menjadi perokok pasif dengan ancaman gangguan asma, infeksi telinga dan pernapasan, serta kanker.
Jumlah kematian yang berhubungan dengan merokok bisa meningkat menjadi 3 juta pada 2030 jika tak ada upaya lebih serius. Wakil Menteri Kesehatan Huang Jiefu mengatakan,"Negara kami telah membuat kemajuan dalam mengendalikan merokok, tapi secara keseluruhan, masih menghadapi jalan yang sulit di depan." (AP)
Gates bermitra dengan Robin Li, chief executive Baidu Inc, yang mengoperasikan mesin pencari paling populer di Cina, dalam sebuah yayasan yang menggunakan media tradisional dan online untuk aksi tersebut.
"Media kami akan menginformasikan publik tentang bahaya merokok pasif dan memberikan pendidikan tentang bagaimana cara sopan memeritahu para perokok tentang kondisi ini," kata Gates dalam sebuah konferensi pers, Sabtu (11/6) waktu setempat.
Menurut statistik pemerintah, merokok terkait dengan kematian sedikitnya 1 juta orang di Cina setiap tahun, menjadikannya salah satu ancaman kesehatan terbesar. Hampir 30 persen orang dewasa di Cina merokok (sekitar 300 juta orang) atau kira-kira setara dengan jumlah penduduk AS.
Lebih dari 600 juta orang kemudian diperkirakan potensial menjadi perokok pasif dengan ancaman gangguan asma, infeksi telinga dan pernapasan, serta kanker.
Jumlah kematian yang berhubungan dengan merokok bisa meningkat menjadi 3 juta pada 2030 jika tak ada upaya lebih serius. Wakil Menteri Kesehatan Huang Jiefu mengatakan,"Negara kami telah membuat kemajuan dalam mengendalikan merokok, tapi secara keseluruhan, masih menghadapi jalan yang sulit di depan." (AP)