Liputan6.com, Tel Aviv - Rencana pemerintah Israel untuk mendeportasi imigran ilegal dari Sudan dan Eritrea dikecam oleh lebih dari 20 ribu pendemo.
Mereka memadati Ibu Kota Tel Aviv pada hari Minggu, 25 Maret untuk menyuarakan penolakan terhadap rencana tersebut, demikian seperti dikutip dari Al Araby (25/3/2018).
Dalam siaran langsung televisi disiarkan di laman Ynet News terlihat ribuan massa berteriak 'kita semua manusia'.
Advertisement
"Tidak ada bedanya darah mereka dengan darah kita," lantang para pendemo.
Baca Juga
Mahkamah Agung Israel awal bulan ini menunda keputusan kontroversial pemerintah yang ingin mengusir ribuan migran imigran asal Sudan dan Eritrea.
Mahkamah Agung mengatakan pemerintah diberi waktu hingga 26 Maret untuk memberi informasi lebih lengkap dan penundaan deportasi akan tetap berlaku sampai tenggat hari itu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Januari lalu mengatakan para migran yang masuk ke Israel secara ilegal sudah memutuskan akan secara sukarela meninggalkan Israel atau bakal dipenjara dengan batas waktu tidak ditentukan untuk diusir sewaktu-waktu.
Selasa lalu Netanyahu menyebut pagar elektronik sepanjang perbatasan Israel-Mesir membuat negaranya terhindar dari serangan para jihadis dan yang lebih buruk lagi, serbuan para imigran ilegal dari Afrika.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan ada sekitar 42 ribu imigran ilegal asal Afrika di Israel, terutama dari Sudan dan Eritrea. Sebagian besar dari mereka masuk pada 2007 lewat perbatasan Semenanjung Sinai, Mesir.
Reporter : Pandasurya Wijaya
Sumber : Merdeka.com
Saksikan video berikut ini: