Liputan6.com, Puerto Rico - Setelah berbulan-bulan hidup dalam kegelapan -- dalam arti yang sesungguhnya -- masyarakat di wilayah barat Puerto Rico merasa senang saat para pekerja datang untuk memperbaiki jaringan listrik.
Tetapi bukannya menegakkan tiang yang ambruk oleh hantaman badai Maria, kontraktor federal justru memasang kawat listrik 220 volt dengan cara menanam ulang tiang, tanpa menguatkan pondasinya.
Dikutip dari VOA Indonesia pada Jumat (1/6/2018), tindakan tersebut melanggar aturan keamanan yang berisiko membuat warga Puerto Rico kehilangan pasokan listrik jika badai kembali menyerang.
Advertisement
Baca Juga
Selama delapan bulan pasca-terjangan badai Maria, pemerintah federal telah menggelontorkan dana sebesar US$ 3,8 miliar (setara Rp 52,7 triliun) untuk mengakhiri pemadaman listrik terlama dalam sejarah AS.
Namun, melihat apa yang dilakukan oleh pekerja berat yang dikirim pemerintah federal, beberapa pejabat Puerto Rico memprediksi kerusakan serupa akan terulang, jika badai kembali menghantam pulau berpenduduk 3,3 juta jiwa tersebut.
Simak video pilihan berikut:
Masih Ada Ancaman Badai
Kehawatiran serupa disampaikan oleh Gubernur Puerto Rico, Ricardo Rossello, yang menyebut bantuan jaringan listrik terbaru itu bersifat rapuh.
Badan meterologi setempat mengatakan ada kemungkinan 75 persen dari musim badai Atlantik tahun ini, akan membentuk lima sampai sembilan badai melintasi wilayah Puerto Rico.
Selain itu, ada pula prediksi sekitar 70 persen dari kemungkinan badai tersebut berukuran besar, yakni kategori 3, 4, dan 5.
Badai-badai tersebut memiliki kecepatan angin rata-rata hingga 179 kilometer per jam, dan juga bisa lebih dari itu.
Advertisement