Pertemuan Indonesia dan Thailand Digelar di Yogyakarta, Ini Alasannya

Indonesia dan Thailand mengadakan pertemuan antar kementerian luar negeri di Yogyakarta, untuk membahas tinjauan berbagai kerja sama bilateral.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 06 Jul 2018, 06:27 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 06:27 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir. (Infomed/Kemlu/Rudi)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir. (Infomed/Kemlu/Rudi)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Thailand, melalui  kementerian luar negeri kedua negara, menggelar Joint Commission Meeting (JCM) di Yogyakarta pada tanggal 5-6 Juli 2018.

JCM tahun ini merupakan yang kesembilan kalinya digelar oleh kedua negara, di mana sebelumnya dilakukan di Thailand pada 2013 silam.

Kali ini, JCM fokus membahas isu people to people di berbagai sektor, mulai dari sosial-budaya, pendidikan, ekonomi dan perdagangan, serta pariwisata.

Menurut juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir, pertemuan bilateral tersebut membahas tinjauan berbagai kerja sama yang telah dilakukan oleh Indonesia dan Thailand.

"Kedua negara saling meningkatkan investasi di banyak bidang, seperti salah satu yang menonjol adalah gairah di industri penerbangan. Lion Air, melalui anak usahanya di Thailand, semakin memperlebar akses antar negara, sehingga membuka peluang perpanjangan kunjungan turis asing ke Indonesia," ujar juru bicara yang akrab disapa Tata itu.

Ditambahkan oleh Tata, Thailand telah menjadi destinasi utama bagi banyak pelancong dunia, sehingga semakin terbuka lebarnya akses udara antara kedua negara, diharapkan mendorong kelanjutan perjalanan wisata ke Indonesia.

Sementara itu di sektor ekonomi dan perdagangan, Jubir Tata juga memaparkan sekilas tentang kondisi investasi dan kerja sama bisnis antara kedua negara. Disebutnya bahwa infrastruktur serta beberapa sektor strategis, seperti tambang dan manufaktur, akan diupayakan semakin solid melalui pembahasan di agenda JCM.

Meski begitu, ada beberapa hal yang diakui oleh pihak Kemlu RI, masih menjadi ganjalan bagi kerja sama Indonesia dan Thailand. Salah satu yang cukup menyita perhatian adalah belum terselesaikannya isu perbatasan maritim, terutama yang berkaitan dengan area jangkauan tangkap nelayan.

"Membahas tentang perbatasan butuh waktu yang sangat panjang, tapi itu bukan penghalang untuk mempererat hubungan bilateral," kata jubir Tata.

 

Simak video pilihan berikut:

Alasan Khusus Memilih Yogyakarta

Duta Besar Repubulik Indonesia untuk Kerajaan Thailand, Ahmad Rusdi, ditemui di sela-sela agenda Joint Commission Meeting di Yogyakarta, 5-6 Juli 2018 (Liputan6.com/Hapoy Ferdian Syah Utimo)
Duta Besar Repubulik Indonesia untuk Kerajaan Thailand, Ahmad Rusdi, ditemui di sela-sela agenda Joint Commission Meeting di Yogyakarta, 5-6 Juli 2018 (Liputan6.com/Hapoy Ferdian Syah Utimo)

Sementara itu, bukan tanpa alasan, Yogyakarta dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan JCM kali ini. Menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand, Ahmad Rusdi, Kota Pelajar dianggap merepresentasikan kondisi Indonesia, yakni sebagai lingkungan multikultur yang menjunjung tinggi toleransi dan persatuan.

"Di Yogya yang mayoritas penduduknya adalah muslim, masih terjaga dengan baik toleransi terhadap kekayaan sejarah yang beragam, termasuk masih terpelihara dengan baik candi-candi peninggalan budaya kuno, seperti Prambanan dan Borobudur. Ini menjadi daya tarik bagi delegasi Thailand," ujar Dubes Rusdi.

"Bahkan, Raja Rama VII pernah berkunjung ke Yogyakarta, ratusan tahun lalu. Hubungan dengan Bangkok sudah berjalan dengan baik sejak lama," sambungnya.

Ditambahkan oleh Dubes Rusdi, dalam kesempatan JCM ini, kedua negara juga akan membahas mengenai bentuk konkrit kerja sama di bidang sosial dan budaya.

Pendidikan menjadi salah satu sektor, yang menurut Dubes Rusdi, akan dibahas dengan seksama dalam agenda terkait.

"Saat ini kita memiliki sekitar seribu mahasiswa di Thailand, dan jumlah yang sama untuk sebaliknya (mahasiswa Thai) di Indonesia," kata Dubes Rusdi, seraya menyebut saat ini, Negeri Gajah Putih membuka cukup banyak peluang beasiswa bagi pelajar Indonesia.

Di bidang sosial dan budaya, Dubes Rusdi berharap agenda JCM dapat menjadi kesempatan bagi kedua negara untuk saling mengenal potensi masing-masing, yang saling memberi manfaat untuk sekarang dan di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya