Korban Tewas Kebakaran Hutan Yunani Bertambah Jadi 74 Orang

Kebakaran hutan yang melanda sejumlah wilayah di Yunani telah menewaskan sedikitnya 74 orang, baik anak-anak dan dewasa.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 25 Jul 2018, 11:31 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2018, 11:31 WIB
Kebakaran di Yunani, Juli 2018 (Thanassis Stavrakis / AP Photo)
Kebakaran di Yunani, Juli 2018 (Thanassis Stavrakis / AP Photo)

Liputan6.com, Athena - Kebakaran hutan yang melanda sejumlah wilayah di Yunani telah menewaskan sedikitnya 74 orang, baik anak-anak dan dewasa, kata para pejabat.

Setidaknya 187 orang, termasuk 23 anak, menjadi korban luka. Jumlah orang yang hilang akibat bencana itu masih belum jelas. Demikian seperti dikutip dari ABC.net.au, Rabu (25/7/2018).

Jumlah korban tewas itu melampaui angka kematian bencana serupa pada 2007, menjadikan kebakaran tahun ini menjadi yang terburuk dalam sejarah Yunani.

Para kru darurat menemukan satu kelompok yang terdiri dari 26 korban tewas, beberapa di antaranya anak-anak, tergeletak berdekatan di sebuah ladang hanya 30 meter dari laut dekat Mati di Yunani timur.

Nikos Economopoulos, Kepala Palang Merah Yunani, mengatakan kepada Skai TV bahwa mereka telah mencoba menemukan rute pelarian, "tapi sayangnya orang-orang ini dan anak-anak mereka tidak berhasil kabur tepat waktu".

"Secara naluriah, melihat ajal yang mendekat, mereka berpelukan," katanya.

Wakil Menteri Perdagangan Kelautan Yunani, Nektarios Santorinos, yang kementeriannya bertanggung jawab atas otoritas penjagaan pantai, mengatakan lebih dari 700 orang telah dievakuasi via laut oleh penjaga pantai.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras telah menyatakan tiga hari berkabung nasional untuk puluhan orang yang tewas.

"Hari ini Yunani sedang berduka. Untuk mengenang mereka yang hilang, kami menyatakan tiga hari berkabung," katanya.

"Tapi kita tidak boleh membiarkan kesedihan membanjiri kita, karena jam-jam ini adalah jam pertempuran, persatuan, keberanian, dan yang terpenting, solidaritas."

Kebakaran di Mati, 29 kilometer timur Athena, menghancurkan daerah itu.

"Bahkan permukiman di Mati sudah tak ada lagi," kata seorang perempuan kepada Skai TV milik pemerintah.

"Aku melihat jasad, mobil-mobil yang terbakar habis. Aku merasa beruntung masih hidup."

Mati berada di wilayah Rafina, Yunani, yang populer di kalangan wisatawan, area favorit bagi pensiunan dan anak-anak yang menghabiskan masa liburan.

 

Simak video pilihan berikut:

 

Melarikan Diri ke Pantai dan Laut

Kebakaran hutan dalam skala besar terjadi di sekitar ibukota Yunani, Athena, mengakibatkan setidaknya 20 orang tewas. (AFP/Valerie Gachel)
Kebakaran hutan dalam skala besar terjadi di sekitar ibukota Yunani, Athena, mengakibatkan setidaknya 20 orang tewas. (AFP/Valerie Gachel)

Pemerintah setempat kemudian mencari bantuan internasional untuk mengatasi kebakaran, yang telah menghancurkan puluhan rumah, membakar mobil dan mendorong penduduk dan turis untuk melarikan diri ke pantai di sebelah timur Athena, meminta diselamatkan dengan perahu.

Pihak Yunani mengatakan, Siprus menawarkan untuk mengirimkan petugas pemadam kebakaran dan Spanyol telah menawarkan pesawat bomber air.

Sementara itu, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mempersingkat kunjungan ke Bosnia pada Senin, 23 Juli. Ia langsung kembali ke Athena untuk memimpin pertemuan tanggap darurat dengan kepala pemadam kebakaran dan pejabat pemerintah.

"Kami berurusan dengan sesuatu yang benar-benar asimetris," kata Tsipras.

"Ini malam yang sulit bagi Yunani."

Angin mencapai 80 kilometer per jam ketika pihak berwenang mengerahkan seluruh armada pesawat dan helikopter yang menjatuhkan air ke negara itu, untuk memberi para turis waktu untuk melarikan diri.

Drone militer tetap mengudara di tengah angin kencang untuk membantu pejabat mengarahkan lebih dari 600 petugas pemadam kebakaran di darat.

Seorang pemadam kebakaran senior kemudian berbicara di Skai TV, mengimbau orang-orang agar meninggalkan daerah Kineta di sebelah barat Athena karena mencoba untuk tetap tinggal di properti mereka.

"Orang-orang harus pergi, menutup rumah mereka dan pergi begitu saja. Orang tidak dapat menoleransi begitu banyak asap selama berjam-jam," kata Achilleas Tzouvaras.

"Ini situasi yang ekstrem."

Kebakaran Melanda Beberapa Wilayah

Otoritas tengah memadamkan kebakaran di Yunani, Juli 2018 (Thanassis Stavrakis / AP PHOTO)
Otoritas tengah memadamkan kebakaran di Yunani, Juli 2018 (Thanassis Stavrakis / AP PHOTO)

Kebakaran besar pertama terjadi di hutan pinus dekat permukiman tepi laut Kineta, 50 kilometer barat Athena dekat Corinth.

Setidaknya 220 petugas pemadam kebakaran berada di tempat kejadian di sana, sementara lima pesawat bomber air dan tujuh helikopter berjuang melawan kobaran api dari udara.

Masyarakat setempat dievakuasi dan api menjamah hampir 20 kilometer di dua jalan raya yang menghubungkan Peloponnese dengan pusat Yunani.

Asap tebal mengurangi jarak pandang di jalan raya menjadi hanya beberapa meter. Dalam cuplikan di stasiun TV Yunani, Skai, menunjukkan beberapa rumah terbakar.

Sejumlah penduduk menggunakan selang taman untuk mencoba menyelamatkan properti mereka sementara yang lain melarikan diri dengan mobil dan moped.

Beberapa jam setelah kebakaran dimulai, si jago merah menjamah ke pusat Athena.

Kebakaran besar kedua terjadi pada Senin sore di daerah Penteli dan Rafina di timur laut Athena. Warga kemudian mulai dievakuasi.

Tidak ada angka resmi tentang berapa banyak orang yang dievakuasi secara keseluruhan.

Wali Kota Rafina, Vangelis Bournous mengatakan dia percaya sekitar 100 rumah di daerah itu telah terbakar. Dinas pemadam kebakaran tidak dapat mengonfirmasi angka itu.

Kebakaran ketiga membakar lahan pertanian dan hutan di pulau selatan Kreta dan di Soufli, Yunani utara.

Departemen pemadam kebakaran mengatakan tiga kebakaran juga terjadi di daerah Corinth di Yunani selatan.

Tidak jelas bagaimana kebakaran itu terjadi.

Kebakaran hutan umum terjadi di Yunani selama musim kemarau yang kering dan panas. Yunani menghadapi suhu tinggi baru-baru ini hingga mencapai 40 derajat Celsius.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya