Liputan6.com, Washington DC - Hari ini, tepat pada 1996 silam, penulis George R.R. Martin resmi merilis novel fantasi epik berjudul "A Game of Thrones", yang kini telah diangkat ke layar televisi dan meraih suskes besar.
Buku tersebut merupakan yang pertama dalam seri "A Song of Ice and Fire", tentang perseteruan keluarga bangsawan Abad Pertengahan di sebuah benua imajiner bernama Westeros.
Meskipun awalnya bukan termasuk buku laris, "A Game of Thrones" baru mendapatkan pengikut setia hampir satu dekade setelahnya, yang turut mendorong seri "Song of Ice and Fire" menjadi hits besar, terjual hingga jutaan eksemplar. Demikian sebagaimana dikutip dari History.com pada Minggu (5/8/2018).
Advertisement
Martin, yang lahir pada 1948 dan dibesarkan di Bayonne, negara bagian New Jersey, lulus dari Northwestern University pada 1970 meraih gelar master dalam jurnalisme.
Setelahnya, ia memutuskan untuk mengajar jurnalisme, turnamen catur langsung, serta menerbitkan cerita pendek, novel fantasi dan fiksi ilmiah, meskipun tidak ada yang mencapai keberhasilan serupa seri "Song of Ice and Fire".
Baca Juga
Dari pertengahan 1980-an hingga pertengahan 1990-an, Martin bekerja sebagai produser dan penulis skenario di Hollywood, di mana ia berkontribusi pada beberapa serial televisi, seperti "The Twilight Zone" dan "Beauty and the Beast."
Dia juga menulis skenario, namun sering dianggap terlalu rumit dan mahal. Penolakan bercampur dengan tekad pendiriannya, banyak dituangkan dalam bagaimana ia mengembangkan saga "Song of Ice and Fire", yang mendorong munculnya karya fenomenal A Game of Thrones.
Seperti yang dikatakan Martin kepada The New York Times : "Ketika saya kembali ke prosa, yang merupakan cinta pertama saya, di tahun 90-an, saya berkata saya akan melakukan sesuatu yang sebesar yang ingin saya lakukan. Saya dapat memiliki semua efek khusus yang saya inginkan."
"Saya dapat memiliki tokoh karakter yang jumlahnya ratusan. Saya bisa memiliki adegan pertempuran raksasa. Semua yang tidak boleh Anda lakukan di televisi dan film, tentu saja dapat Anda lakukan dalam prosa karena Anda semua ada di sana. Anda adalah direkturnya, Anda adalah koordinator efek khusus, Anda adalah departemen kostum, dan Anda tidak perlu khawatir tentang anggaran."
Â
Simak video pilihan berikut:
J.R.R. Tolkien Versi Amerika Serikat
Martin awalnya hendak menjadikan "A Game of Thrones" sebagai judul pertama dalam karya triloginya. Namun, rencana itu diperluas menjadi seri tujuh buku lanjutan, yang sejauh ini juga termasuk "A Clash of Kings" (1999, di AS), "A Storm of Swords" (2000), "A Feast for Crows" (2005) dan "A Dance with Dragons" (2011).
Novel-novel ini dikenal karena plot-plotnya yang rumit dan tokoh-tokoh besar dari karakter-karakter yang kompleks secara moral.
Pada tahun 2005,, majalah Time menjuluki rangkaian novel tersebut sebagai "versi Amerika dari kisah Tolkien", merujuk pada J.R.R. Tolkien, seorang penulis epik fantasi terkenal asal Selandia Baru, otak di balik kejeniusan cerita "The Hobbit" dan "The Lord of the Rings."
Serangkaian novel A Game of Thrones karya Martin masih laris diburu penggila buku di seluruh dunia, dan pada 2011, adaptasi televisinya tayang perdana di jaringan televisi HBO, terus mengudara hingga musim ketujuh.
Peristiwa sejarah unik lainnya yang terjadi pada tanggal 6 Agustus, di antaranya adalah tokoh kriminal Dutch Schultz lahir di Bronx pada 1902, Joseph Force Crater menjadi sosok di balik kasus kehilangan paling diingat di Amerika pada 1930, dan pemberlakuan perdana eksekusi kursi listri pada 1890.
Advertisement