Mantan Pengacara Donald Trump Siap Bantu Penyelidikan 'Campur Tangan Rusia'

Michael Cohen, mantan pengacara Donald Trump, menyatakan kepada penyidik bahwa ia siap membantu investigasi dugaan campur tangan Rusia pada pemilu AS 2016.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Agu 2018, 10:02 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2018, 10:02 WIB
Suasana di Luar Kantor Pengacara Trump yang Digeledah FBI
Bangunan yang merupakan kantor pengacara pribadi Donald Trump, Michael Cohen di New York, Senin (9/4). FBI menggeledah kantor serta kediaman Cohen dan menyita salah satu dokumen terkait nota pembayaran ke bintang porno Stormy Daniels. (AP/Seth Wenig)

Liputan6.com, Washington DC - Mantan pengacara pribadi Donald Trump, Michael Cohen disebut "senang membantu" proses penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye pemilu presiden AS 2016.

Cohen, yang mengaku bersalah pada Selasa 21 Agustus, telah melanggar undang-undang keuangan selama pemilihan presiden 2016 dengan menangani uang rahasia untuk dugaan kekasih gelap Trump.

Dikutip dari BBC pada Kamis (23/8/2018), Cohen menyatakan siap untuk "menceritakan segalanya tentang Donald Trump yang dia tahu," kata pengacara pribadinya, Lanny Davis.

Donald Trump berpendapat bahwa Cohen telah membuat cerita rekaan untuk mendapatkan kesepakatan. Presiden menyangkal ada kolusi dengan Rusia untuk membuatnya terpilih.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox & Friends, Presiden Trump mengatakan dia telah mengetahui tentang pembayaran "di waktu kemudian", dan bahwa hal itu tidak berasal dari dana kampanye.

Pada bulan Juli, Cohen merilis rekaman audio antara dirinya dan Trump, yang diduga membahas pembayaran kepada mantan model Playboy sebelum pemilihan presiden 2016.

Cohen, yang telah menjadi pengacara pribadi Trump selama lebih dari satu dekade, mengaku bersalah atas delapan tuduhan kriminal, termasuk penggelapan pajak, penipuan bank, dan pelanggaran keuangan kampanye.

Dia mengatakan telah membayar uang muka kepada dua wanita yang mengklaim pernah memiliki 'hubungan khusus' dengan Donald Trump. Cohen mengatakan pembayaran dilakukan untuk "tujuan utama mempengaruhi pemilihan 2016".

Cohen telah mencapai kesepakatan dengan jaksa (plea guilty), yang mungkin bisa mempertimbangkan masa hukumannya, dikurangi dari 65 tahun menjadi lima tahun dan tiga bulan.

Di lain pihak, jaksa penuntut juga mendesak Cohen untuk menghadiri persidangan sebagai bagian dari penyelidikan terpisah pada Trump Foundation, tulis beberapa laporan media AS.

Mantan Ketua Kampanye Trump Dijatuhi Hukuman Pidana

Pada hari yang sama ketika Cohen mengaku bersalah, seorang hakim menghukum mantan ketua kampanye Trump, Paul Manafort, atas tuduhan penipuan perbankan dan pajak.

Keputusan hukum tersebut adalah hasil sidang pidana pertama yang muncul dari penyelidikan kementerian kehakiman, dipimpin oleh mantan kepala FBI Robert Mueller.

Mueller telah menyelidiki tuduhan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, dan juga melihat kemungkinan kampanye Donald Trump berkonspirasi dengan Rusia untuk meraup suara.

Rusia membantah klaim ikut campur dalam pemilihan umum.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

 

Simak video pilihan berikut:

Tanggapan Donald Trump

Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat memberikan pidato dalam acara National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Donald Trump telah menanggapi kedua kasus di atas dengan serangkaian twit kritikan terhadap Cohen, dan sanjungan pada Manafort.

"Paul Manafort adalah orang baik," katanya kepada wartawan, meskipun dia menekankan bahwa "tuduhan tersebut tidak melibatkan saya".

Dia juga men-twit bahwa Cohen telah mengaku "bersalah atas dua tuduhan pelanggaran dana kampanye yang bukan kejahatan", menambahkan: "Presiden Obama memiliki pelanggaran keuangan kampanye besar dan mudah diselesaikan!"

Dia mengacu pada bagaimana kampanye Barack Obama tahun 2008 didenda US$ 375.000 (setara Rp 5,1 miliar) karena gagal melaporkan beberapa donasi kampanye dalam waktu 48 jam, meskipun para ahli pada saat itu mengatakan pelanggaran tersebut relatif kecil mengingat ukuran kampanye.

Dalam wawancaranya dengan jaringan televisi Fox, presiden membantah uang rahasia merupakan pelanggaran kampanye, mengatakan pembayaran "tidak keluar dari kampanye, mereka datang dari saya, dan saya twit tentang itu".

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan Trump "tidak melakukan kesalahan, tidak ada tuduhan terhadapnya".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya