Liputan6.com, Hong Kong - New York bukan lagi kota dengan populasi super kaya terbesar di dunia. Hong Kong mengambil alih Big Apple sebagai tujuan utama bagi orang-orang super kaya di planet ini tahun lalu, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh firma riset Wealth-X, Kamis 6 September 2018.
Jumlah individu dengan kekayaan bernilai tinggi (UHNWI) yang tinggal di Hong Kong meningkat hampir sepertiga pada 2017 menjadi 10.000 orang, kata studi tersebut.
Dikutip dari CNN pada Jumat (7/9/2018), New York telah menempati posisi teratas sejak Wealth-X pertama kali memulai peringkat kota pada tahun 2011. Perusahaan ini mendefinisikan UHNWI sebagai orang yang memiliki kekayaan di atas US$ 30 juta (setara dengan Rp 446 miliar, kurs US$ 1+ Rp 14.876) atau lebih.
Advertisement
Baca Juga
Disebutkan bahwa kenaikan jumlah masyarakat ultra kaya di Hong Kong didorong oleh pasar saham yang sedang booming, dan pertumbuhan hubungan keuangan dengan ekonomi Tiongkok yang lebih luas.
Pertumbuhan ekonomi China yang cepat dalam beberapa dekade terakhir telah membantu mendorong peningkatan dramatis dalam jumlah orang-orang ultra-kaya di wilayah tersebut.
Di antara miliarder Hong Kong yang paling terkemuka adalah Li Ka-shing, dengan kerajaan bisnis Cheung Kong (CKHUY) yang mengendalikan banyak pelabuhan, jaringan telekomunikasi, dan perusahaan energi di seluruh dunia.
Tidak ada satu pun kota di China Daratan yang masuk ke daftar sepuluh teratas Wealth-X, dalam hal jumlah individu super-kayanya. Hal tersebut dikarenakan kekayaan China tidak terkonsentrasi di satu area, tetapi didistribusikan di seluruh negeri.
Â
Simak video pilihan berikut:
AS Tetap Jadi Rumah Terbesar Bagi Kelompok Super Kaya
Secara keseluruhan, Amerika Serikat masih sebagai negara pilihan bagi para miliarder dunia. Hingga saat ini, Negeri Paman Sam masih jadi rumah terbesar bagi hampir sepertiga dari individu-individu ultra kaya di seantero jagat.
Tetapi Asia, dan China khususnya, sedang mengejar kondisi tersebut. Tahun lalu jumlah orang ultra kaya di Asia naik 20 persen.
Peningkatan kekayaan Asia telah dibantu oleh tingginya daya belanja konsumen, lebih banyak investasi pada infrastruktur, dan reformasi ekonomi, kata Wealth-X.
"Asia-Pasifik diperkirakan akan menutup kesenjangan ultra-kekayaan dengan wilayah lain selama lima tahun ke depan," tambah laporan itu.
Selama empat tahun terakhir, jumlah penduduk yang memiliki aset investasi minimal US$ 1 juta (setara Rp 14,8 miiar) di kawasan Asia, telah bertambah jauh lebih banyak dari tempat lain di dunia, menurut studi lain oleh perusahaan konsultan Capgemini.
Dan dengan satu perkiraan, China sendiri sudah memiliki lebih banyak miliarder dibandingkan Amerika Serikat.
Tetapi hal-hal dapat menjadi lebih sulit pada tahun 2018. China menghadapi tantangan dari perang dagangnya dengan AS, dan tingkat utang yang sangat besar dalam sistem keuangannya.
Secara global, jumlah individu ultra-kaya naik 13 persen tahun lalu menjadi lebih dari 250.000 orang. Total kekayaan gabungan mereka mencapai US$ 31,5 triliun, didorong oleh kemajuan ekonomi global dan kinerja pasar saham yang baik.
Advertisement