Spanyol Geser Jepang soal Angka Harapan Hidup Teratas, Posisi Indonesia?

Angka harapan hidup penduduk dunia pada 2040 diperkirakan sedikit meningkat di semua negara. Salah satunya, Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2018, 09:33 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2018, 09:33 WIB
Gedung Pancasila dan Ilustrasi Bendera Indonesia (Liputan6.com/Gempur M Surya)
Ilustrasi Bendera Indonesia (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Washington DC - Angka harapan hidup penduduk dunia pada 2040 diperkirakan sedikit meningkat dan diproyeksikan berubah secara dramatis di semua negara.

Spanyol akan berada pada peringkat teratas, sementara China dan Amerika Serikat bertukar peringkat. Demikian menurut riset yang dilakukan dan dipublikasikan the Institute for Health Metrics and Evaluation pada 17 Oktober 2018, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (22/10/2018).

Dengan proyeksi usia penduduk rata-rata mendekati 85,8 tahun, Spanyol akan menggeser juara bertahan Jepang. Dengan angka harapan hidup penduduknya rata-rata 83,7 tahun, Jepang turun pada posisi kedua. Spanyol sebelumnya ada di peringkat ke-4.

Pada 2040, China akan naik ke peringkat 39 (81,9 tahun), sedangkan peringkat angka harapan hidup AS akan anjlok ke peringkat 64, dari 43 (79,8 tahun). Oleh sebagian pihak, pertukaran peringkat AS dan China dalam angka harapan hidup merefleksikan perubahan kekuatan dari dua negara ekonomi terbesar di dunia.

Para peneliti menemukan negara lain juga akan kalah dalam persaingan untuk mencapai umur panjang, termasuk Kanada yang akan melorot dari peringkat 17 ke 27, Norwegia (12 ke 20), Australia (5 ke 10), Meksiko (69 ke 87), Taiwan (35 ke 42), dan Korea Utara (125 ke 153).

Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang mengalami peningkatan usia harapan hidup, dengan melompat ke peringkat 100, dari 117. Negara lainnya yang akan mengalami perbaikan usia harapan hidup adalah Nigeria (157 ke 123), Portugal (23 ke 5), Polandia (48 ke 34), Turki (20 ke 26), dan Arab Saudi (61 ke 43).

Suriah akan bangkit dari peringkat 137 pada 2016 ke-80 pada 2040 dengan asumsi perang yang menghancurkan negara itu sudah berakhir.

Untuk dunia secara keseluruhan, peneliti memproyeksikan angka harapan hidup global naik sebanyak lima tahun dari rata-rata 73,8 tahun pada 2016 menjadi 77,7 pada 2040.

 

Simak video pilihan berikut:

Faktor Penentu

Pijat Massal Bayi di Kementerian Kesehatan
(ilustrasi) Seorang bayi menangis ketika akan dipijat dalam acara pijat massal bayi di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (7/11). Acara ini diikuti 300 bayi dan anak bawah dua tahun. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Ada lima faktor pendorong yang menentukan rata-rata harapan hidup dalam dua dekade dari sekarang dan semuanya terkait dengan "gaya hidup" adalah darah tinggi, kelebihan berat badan, gula darah yang tinggi, konsumsi rokok, dan alkohol.

Secara global, penyakit-penyakit tidak menular akan menggeser penyakit menular sebagai penyebab kematian dini nomor satu, selain cedera.

Peringkat keenam adalah polusi udara, yang menurut proyeksi ilmuwan akan membunuh lebih dari 1 juta jiwa di China saja setiap tahunnya.

Setelah Spanyol dan Jepang, negara-negara dengan harapan hidup tinggi pada 2040, adalah Singapura (85,4 tahun), Swiss (85,2 tahun), Portugal dan Italia (84,5 tahun), Israel (84,4 tahun), Perancis (84,2 tahun), Australia dan Luxembourg (84,1 tahun).

Harapan hidup di negara-termiskin di dunia pada 2018 tidak mengalami perbaikan, menurut penelitian yang dipublikasikan di The Lancet.

Dengan pengecualian Afganistan, 30 negara dalam peringkat terbawah pada 2040 dengan proyeksi harapan hidup diantara 57 dan 69 tahun, adalah antara Sub-Sahara Afrika atau negara-negara pulau kecil di Pasifik.

Lesotho, Afrika Republik Pusat, Zimbabwe, Somalia, dan Swaziland berada pada peringkat terbawah.

"Ketidaksetaraan akan terus melebar," kata Direktur IHME, Christopher Murray.

Konsumsi tembakau sendiri membunuh sekitar 7 juta jiwa setiap tahunnya, demikian menurut WHO.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya