Liputan6.com, Jakarta Secara harfiah, deja vu yang berasal dari bahasa Prancis berarti 'pernah dilihat'. Hal ini kerap dianggap sebagai fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu.
Baca Juga
Advertisement
Sudah ada banyak penelitian yang dilakukan tentang deja vu. Hasilnya ada yang berbeda-beda. Namun, ada sejumlah peneliti yang sepakat menilai tentang fenomena ini.
Lalu, apa sebenarnya penyebab dari deja vu?
Menurut peneliti, ada tiga penyebab terjadinya deja vu dalam diri. Hal tersebut semuanya berkaitan dengan otak. Seperti dikutip dari laman health.com, Kamis (6/12/2018) berikut tiga penyebab deja vu menurut ahli:
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
1. Pernah Berada di Tempat yang Sama Sebelumnya
Beberapa peneliti percaya bahwa deja vu terpicu ketika Anda memasuki lingkungan yang mirip dengan apa yang pernah Anda alami di masa lalu.
Misalnya, Anda dapat mengalaminya ketika memasuki lobi hotel tempat perabotan dikonfigurasi dengan cara yang sama seperti ruang keluarga di rumah masa kecil Anda.
Peneliti menguji teori itu dalam penelitian 2009 yang diterbitkan dalam jurnal Psychonomic Bulletin & Review. Para peneliti menyimpulkan bahwa mungkin ada hubungan antara deja vu dan perasaan keakraban.
Advertisement
2. Anda Sering Jalan-Jalan
Orang-orang yang kerap bepergian dan mereka yang dapat mengingat mimpinya lebih mungkin mengalami deja vu, daripada mereka yang suka berdiam diri di rumah saja.
Orang-orang ini dapat menggunakan berbagai sumber imajinasi mereka. Misalnya menginjak Selandia Baru dan melihat pemandangan gunung es.
Setibanya di Swiss, mereka tiba-tiba merasa deja vu lantaran sudah melihat hal yang nyaris serupa di Selandia Baru.
3. Ada Sesuatu dengan Otak Anda
Beberapa orang yang memiliki epilepsi lobus temporal (sejenis epilepsi yang terjadi di bagian otak yang menangani memori jangka pendek) mengalami deja vu tepat sebelum mereka mengalami kejang.
Itu sebabnya beberapa ahli berpikir deja vu dipicu oleh semacam gangguan dalam penembakan neuron di otak.
Advertisement