Liputan6.com, Berlin - Pemerintah Jerman dikabarkan akan memberi satu kali pembayaran kepada sebagian besar orang Yahudi, yang selamat dievakuasi saat masih kanak-kanak di era kekuasaan Nazi.
Sebuah kelompok pelobi yang berbasis di AS mengatakan, janji Jerman itu menandai 80 tahun sejarah evakuasi anak-anak Yahudi ke Inggris, menggunakan rangkaian kereta berjuluk Kindertransport.
Dikutip dari The Guardian pada Selasa (18/12/2018), sekitar 10.000 anak tanpa pendamping meninggalkan wilayah kekuasaan Nazi di Jerman, Austria, Cekoslowakia, dan Polandia. Mereka menumpang kereta-kereta khusus menjelang Perang Dunia II, yang kemudian mengantarkannya kepada beberapa keluarga angkat, sekolah asrama, dan pusat pertanian.
Advertisement
Baca Juga
Sebagian besar dari anak-anak itu tidak akan pernah melihat keluarga mereka lagi, karena banyak yang dibunuh di kamp-kamp konsentrasi Nazi.
Atas sejarah kelam masa lalu, Jerman pun setuju untuk menyantuni sekitar 1.000 orang yang masih hidup dari peristiwa tersebut, di mana setengahnya masih tinggal di Inggris.
Masing-masing dari mereka akan mendapat 2.500 euro (setara Rp 41,2 juta) sebagai kompensasi atas penderitaan di masa lalu.
Terobosan pada hari Senin menandai peringatan ke 80 tahun misi penyelamatan Kindertransport, di mana kereta pertama tiba di Harwich, Inggris pada 2 Desember 1938. Di dalamnya, berisi 196 anak Yahudi.
Insiden itu, yang dikenal sebagai Kristallnacht atau Malam Kaca Pecah, telah dianggap sebagai momen penting dalam penindasan Nazi terhadap orang Yahudi Eropa pada momen Perang Dunia II, di mana kemudian memuncak dalam peristiwa Holocaust.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Kepasrahan Orang Tua Yahudi
Sebagai buntut dari kekerasan Nazi, orangtua Yahudi di seluruh benua mulai mencari rute evakuasi bagi anak-anak mereka ke tempat yang aman.
Pihak berwenang Inggris, di lain pihak, setuju untuk mengizinkan puluhan ribu anak-anak di bawah usia 17 tahun untuk memasuki negara itu, yang berasal dari seluruh wilayah kekuasaan Jerman di Eropa.
Begitu putus asanya orang tua Yahudi untuk menyelamatkan nyawa anak-anak mereka, bahkan banyak di antaranya rela menyerahkan bayi ke panti asuhan di negara-negara netral.
Kereta penyelamat dari Jerman sempat ditunda operasionalnya setelah Perang Dunia II pecah pada tahun 1939.
Kindertransports beroperasi dari Belanda selama beberapa bulan, tetapi berhenti ketika bangsa itu jatuh di bawah pendudukan Nazi pada 1940.
Sementara itu, Jerman dilaporkan telah membayar lebih dari US$ 80 miliar (setara Rp 1.319 triliun) sebagai kompensasi terhadap sekitar 60.000 orang yang selamat dari penganiayaan Nazi di 83 negara.
Advertisement