Thailand Mulai Berbenah Setelah Badai Tropis Pabuk Selesai Mengamuk

Amukan Badai Tropis Pabuk picu kerusakan meluas di sebagian besar wilayah Thailand selatan, warga pun mulai berbenah.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 06 Jan 2019, 14:02 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2019, 14:02 WIB
Gelombang laut tinggi muncul di Thailand selatan sebagai akibat dari hantaman Badai Tropis Pabuk (AFP)
Gelombang laut tinggi muncul di Thailand selatan sebagai akibat dari hantaman Badai Tropis Pabuk (AFP)

Liputan6.com, Krabi - Warga di Thailand selatan mulai berbenah setelah sebagian rumah dan bangunan rusak akibat diterjang Badai Tropis Pabuk, yang melemah pada Sabtu 5 Januari 2019 malam, dan kini melaju menuju Laut Andaman.

Beberapa maskapai penerbangan kembali beroperasi dari dan menuju Thailand selatan, termasuk penyediaan jadwal ekstra untuk mengangkut para wisatawan yang terjebak badai.

Selain itu, sebagimana dikutip dari The Straits Times pada Minggu (6/1/2019), layanan penyeberangan feri juga ditingkatkan untuk mengangkut para pelancong yang terjebak di pulau-pulau resor, termasuk Koh Phi Phi.

Otoritas setempat melarang untuk sementara waktu penggunaan kapal-kapal kecil di tengah ancaman risiko pertemuan gelombang tinggi di Teluk Thailand dan Laut Andaman.

Sementara itu, tim penyelamat bekerja untuk membersihkan tiang-tiang listrik ambruk, pohon-pohon tumbang, dan puing-puing lainnya yang disebabkan oleh hantaman gelombang raksasa.

Adapun para pengungsi diizinkan menilik rumah mereka untuk mulai berbenah dan mengevakuasi barang-barang yang basah oleh banjir bandang.

Menurut Walikota Pak Phanang, Phicheat Klasukhon, pasokan listrik telah berhasil dipulihkan pada hari Sabtu, namun ketersediaan air bersih masih langka.

"Kami benar-benar membutuhkan pasokan air untuk membersihkan semua area yang terkena dampak badai, dan juga sekaligus menghindari risiko epidemi," kata Klasukhon.

Kota Pak Phanang, yang dikenal karena industri perikanan dan peternakan sarang burungnya, disebut merupakan area terdampak paling parah.

Adapun di kawasan wisata populer di Thailand selatan, seperti Krabi misalnya, kerusakan dilaporkan tidak begitu parah.

"Tapi karena berhari-hari hujan lebat, yang kami khawatirkan adalah tanah longsor," kata Gubernur provinsi Kitibodee Pravitra kepada surat kabar The Sunday Times.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peringkat Pabuk Turun Jadi Depresi Tropis

Badai Tropis Pabuk Landa Thailand
Warga membawa barang miliknya sebelum Badai Tropis Pabuk mendekat di Pak Phanang, di Nakhon Si Thammarat, Thailand (4/1). Hujan, angin dan gelombang air laut akan melanda Thailand selatan akibat badai tropis Pabuk. (AP Photo/Sumeth Panpetch)

Badai Tropis Pabuk mendarat di wilayah Thailand selatan pada Jumat 4 Januari, tepatnya di kota Pak Phanang di provinsi Nakhon Si Thammarat, yang berada di area Teluk Thailand.

Hembusan angin kencang dilaporkan mencapai kecepatan 75 kilometer per jam, membuat banyak atap rumah penduduk terlepas.

Hantaman badai kemudian melemah ketika melakukan perjalanan menuju sisi barat semenanjung Thailand. Setelahnya, pusat badai dilaporkan berputar-putar kemarin pagi di atas Teluk Leuk di provinsi Krabi, dengan kecepatan angin tercatat 55 kilometer per jam.

Menjelang pukul 09.00 pagi waktu setempat, Badai Tropis Pabuk telah pindah ke Laut Andaman.

Dalam laporan tengah hari kemarin, Departemen Meteorologi Thailand menurunkan peringkat Pabuk menjadi depresi tropis.

Namun, hal tersebut teap memperingatkan tentang potensi hujan lebat di sebagian besar wilayah Thailand selatan.

"Warga harus waspada terhadap risiko buruk berupa tanah longsor, banjir bandang, dan genangan air di dataran rendah," kata lembaga pemerintah tersebut dalam sebuah pernyataan resmi.

Sementara itu, beberapa pulau wisata andalan di Thailand selatan, seperti Koh Phi Phi, akan tetap ditutup hingga situasinya kembali stabil, dan berenang di pesisir pantai juga dilarang untuk saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya