Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Sabtu 16 Februari 2019, berjanji segera berbicara dengan setiap pemimpin negara anggota Uni Eropa (UE) "selama beberapa hari mendatang", ketika ia menulis surat kepada anggota parlemen Konservatif untuk memohon persatuan atas Brexit.
PM May mengkonfirmasi bahwa dia akan kembali ke Brussels --ibu kota Uni Eropa-- pada pekan depan untuk pembicaraan lebih lanjut dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Minggu (17/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Setelahnya, Menteri Brexit Steve Barclay akan bertemu dengan kepala negosiator Uni Eropa Michel Barnier pada hari Senin, untuk membahas proposal yang diajukan oleh "kelompok kerja" baru dari anggota parlemen Inggris, yang mencari alternatif untuk pengunduran kesepakatan Brexit.
Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret, tetapi parlemennya bulan lalu menolak rancangan "kesepakatan perceraian" yang diajukan PM May dari hasil negosiasi dengan UE.
Dalam sepucuk surat kepada rekan-rekannyanya di Parlemen, sebagaimana dikutip oleh Downing Street pada Sabtu malam, PM May mendesak partai yang berkuasa untuk "bergerak menyudahi perpecahan" terkait isu Brexit.Â
Pemimpin Inggris yang diperangi itu mengatakan para Tory --sebutan para anggota parlemen-- perlu mengorbankan "preferensi pribadi" untuk "layanan yang lebih tinggi dari kepentingan nasional",
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Referendum Terakhir Dinilai Mengecewakan
Pada Kamis malam, para anggota parlemen menolak mosi yang menyatakan dukungan untuk upaya PM May dalam mencari perubahan terhadap kesepakatan Brexit, setelah beberapa rekannya sendiri di partai Konservatif memilih abstain.
Dalam suratnya kepada para anggota parlemen Inggris pada hari Sabtu, perdana menteri menyebut referendum terakhir "mengecewakan", tetapi menegaskan dia akan terus berusaha untuk mengamankan perubahan yang terjadi pada recana Brexit.
"Saya tidak meremehkan seberapa dalam atau seberapa tulus Anda (para Tory) dalam pandangan terhadap masalah penting ini," kata PM May merujuk pada Brexit.
"Partai kita dapat melakukan apa yang telah sering dilakukannya di masa lalu: bergerak melampaui apa yang memecah belah kita, dan bersatu di belakang apa yang menyatukan kita," lanjutnya menegaskan.
Advertisement