Liputan6.com, Jakarta - Kantor Pusat PDIP yang berada di Menteng, Jakarta Pusat, disambangi oleh delegasi partai berkuasa Inggris, Conservative Party (Partai Konservatif), pada Selasa pagi, 19 Februari 2019.
Mereka disambut dan diterima oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, beserta jajarannya. Ada pun delegasi tersebut terdiri dari Sir Simon Burns, Nick De Bois, dan Dr. Carlotta Redy dari Partai Konservatif, dengan didampingi Dr. Stephen Sherlock dan Ian Hanke sebagai konsultan program (Westminster Foundation for Democracy).
Baca Juga
Usai mengadakan pertemuan tertutup selama sekitar 1,5 jam (10.00 - 11.30 WIB), Hasto menyampaikan sedikit hasil rapat mereka kepada awak media yang menunggu di luar ruangan perjumpaan. Sementara para delegasi partai Britania Raya itu, langsung meninggalkan gedung DPP PDIP.
Advertisement
Dalam pernyataannya, Hasto mengatakan bahwa kedatangan Partai Konservatif ke markas besar PDIP bertujuan untuk saling bertukar pikiran dan belajar bekerja sama antara partai dengan partai (Inggris dan Indonesia), kerja sama antar politisi, dan kerja sama antar parlemen.
"Karena, ya ... kerja sama ini untuk saling mendukung juga, bagaimana hubungan bilateral antara pemerintah Inggris dengan Indonesia. Jadi tidak hanya government to government, tapi juga partai dengan partai," tutur Hasto di gedung DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (19/2/2019).
Namun selain Partai Konservatif asal Inggris, PDIP juga mendapat lawatan dari Partai Liberal dari Australia. Hasto berharap bahwa kerja sama ini akan semakin membuka wawasan bagi seluruh kader-kader PDIP.
"Kerja sama disepakati untuk saling melakukan kunjungan di antara Partai Konservatif, Partai Liberal, dan PDIP. Juga kemudian kerja sama dalam mendorong para kepala daerah dari PDIP untuk melakukan kerja sama dengan kedua partai tersebut," ucap Hasto.
Di samping itu, ketika ditanya mengenai keterkaitan antara kunjungan kedua partai luar negeri tersebut dan pemilu di Indonesia, Hasto membenarkan bahwa para delegasi memang sempat menanyakan soal itu.
"Ya, mereka bertanya tentang pemilu di Indonesia, bagaimana situasi di grassroots, bagaimana terkait dengan pemilu yang pertama kali dilaksanakan secara bersama. Kami pastikan semua akan berjalan dengan baik, dengan damai, dengan aman, dan kami mencoba untuk terus berjuang meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia," tegasnya.
"Apa lagi Indonesia kan unik. Kita demokrasi berdasarkan Pancasila, musyawarah mufakat, maka kami berikan penejelasan, termasuk mereka bertanya bagaimana pemilu bisa diadakan dengan biaya murah. Kami jelaskan, PDIP partai dengan ... partai terkuat di Indoensia dan kami punya semangat gotong royong, kami punya sekolah partai, kami melatih manager-manager kampanye, itu berdampak pada penurunan biaya politik," pungkas Hasto.
Saksikan video pilihan terkait Inggris berikut ini:
Tanggapan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta
Di satu sisi, dalam merespons kedatangan Partai Konservatif ke Indoensia, pihak Kedutaan Besar Inggris di Jakarta --melalui juru bicaranya-- menyebut bahwa mereka sama sekali tidak mengetahui tentang kehadiran mereka di Tanah Air.
"Perwakilan dari Partai Konservatif melakukan kunjungan ke Indonesia dengan tujuan membangun hubungan partai ke partai. Mereka bertemu dengan berbagai partai politik, LSM dan Think Tanks selama kunjungan. Ini adalah kunjungan pribadi, politik yang tidak melibatkan pemerintah untuk diskusi pemerintah," ujar Faye Belnis saat dihubungi Liputan6.com melalui pesan singkat.
Faye pun menambahkan bahwa Partai Konservatif mengatur jadwal sendiri dan tidak melibatkan otoritas Kedutaan Inggris di Jakarta.
Advertisement