Uni Eropa Resmi Melarang Penggunaan Produk Plastik Sekali Pakai

Seluruh wilayah Uni Eropa resmi melarang penuh penggunaan berbagai produk plastik sekali pakai mulai 2021 mendatang.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 28 Mar 2019, 12:16 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2019, 12:16 WIB
Sampah Plastik
Seorang pria memancing di pantai Laut Tengah di Beirut, Lebanon di antara berbagai sampah plastik. (AP)

Liputan6.com, Brussels - Legislator Uni Eropa telah sangat menyetujui larangan penggunaan produk plastik sekali pakai, yang dimaksudkan untuk melawan polusi di tengah upaya mendorong produsen meningkatkan komitmen daur ulang mereka.

Dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (28/3/2019), kebijakan itu disahkan pada hari Rabu dan akan mulai berlaku pada 2021 mendatang. Targetnya adalah 10 produk plastik sekali pakai yang banyak ditemukan di lepas pantai Eropa.

Kesepuluh produk plastik sekali pakai itu termasuk piring, tongkat balon, wadah makanan dan minuman yang terbuat dari polystyrene, dan semua produk plastik yang mudah terurai oleh okso.

Negara-negara Uni Eropa diberi keleluasaan untuk memilih metode tersendiri dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai lainnya, seperti kemasan jajanan dan gelas untuk minuman.

Aturan tersebut juga mewajibkan bagi seluruh negara anggota UE untuk mengumpulkan dan mendaur ulang, setidaknya 90 persen botol plastik pada 2029.

"Saat ini, kami telah mengambil langkah penting untuk mengurangi pencemaran sampah dan plastik di samudera dan lautan kami," kata Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans, meresmikan aturan terkait pada hari Rabu, setelah 560 legislator memilih mendukung, 35 menentang dan 28 abstain.

"Kami mendapatkan ini, kami bisa melakukan ini. Eropa menetapkan standar baru dan ambisius, membuka jalan bagi seluruh dunia (untuk bertindak serupa)," tambah Timmermans.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

85 Persen Sampah Laut adalah Plastik

Hamparan Sampah Penuhi Muara Angke Bak Pulau di Atas Laut
Sampah plastik yang menumpuk di kawasan wisata hutan Mangrove Muara Angke, Jakarta, Sabtu (17/3). Setelah dibersihkan, perairan dengan luas 7.500 meter persegi itu akan dijadikan kolam tambak ikan bandeng. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Saat ini, Uni Eropa mendaur ulang hanya seperempat dari total 25 juta ton limbah plastik yang dihasilkannya setiap tahun.

Sampah laut menjadi sorotan global karena 85 persennya adalah plastik.

Meningkatnya kekhawatiran tentang polusi plastik di lautan dan kabar tentang paus mati karenanya, sekaligus keputusan China untuk menghentikan pengolahan limbah, telah mendorong Uni Eropa untuk mengambil langkah drastis dalam mengatasi masalah ini.

Kelompok lobi EuroCommerce, yang anggotanya termasuk Tesco, Lidl, Carrefour, dan Metro, mengatakan pemerintah UE juga perlu turun tangan langsung dalam mendorong kesuksesan program daur ulang.

"Tanpa infrastruktur pengelolaan limbah yang tepat dan fasilitas daur ulang yang memadai, kami tidak akan mencapai tujuan ekonomi yang berkelanjutan" kata Direktur Jenderal EuroCommerce, Christian Verschueren.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya