Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Rabu, 27 Maret 2019, bahwa "sudah tiba saatnya" untuk mengubah ikon Istanbul Hagia Sophia menjadi masjid. Menurutnya, menjadikan bangunan itu sebagai museum adalah "kesalahan yag sangat besar."
"Hagia Sophia tidak akan disebut sebuah museum. Status itu tidak akan lagi berlaku. Kami akan menyebut Hagia Sophia sebagai sebuah masjid," kata Erdogan kepada televisi A Haber.
"Mereka yang datang ke Hagia Sophia akan mengunjungi Masjid Hagia Sophia," katanya menegaskan, mengutip Channel News Asia pada Kamis (28/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sebagaimana diketahui bahwa Hagia Sophia adalah bekas gereja dan masjid dan saat ini menjadi museum. Status sebagai museum tersebut sering kali memicu ketegangan, khususnya jika kegiatan Islam seperti pembacaan ayat Alquran dilakukan di sana.
Meski demikian, status baru sebagai masjid --jika benar diimplementasikan--, justru akan menyebabkan bangunan itu tidak lagi inklusif. Hal itu mengingat, justru status sekuler "museum" memungkinkan semua orang terlepas dari latar belakang agama dapat bermeditasi atau sekedar menikmati arsitektur bangunan.
Rencana ini disampaikan menjelang pemilihan lokal yang memilih setidaknya 1351 walikota dan 20.500 anggota dewan kota di 81 provinsi di Turki. Pemilu yang dimaksud akan dihelat pada 31 Maret 2019 mendatang.
Erdogan mengatakan bahwa langkah untuk mengubah status Hagia Sophia tersebut disebabkan karena "adanya permintaan" dari rakyat.
"Kami pikir waktunya telah tiba untuk mengambil langkah seperti itu mengingat ada permintaan dari rakyat Turki," katanya.
Meski demikian, pemimpin Turki sekaligus pemuka Partai AKP tersebut mengaku baru dapat membahas detail rencana pasca-dilakukannya pemilu.
Simak pula video pilihan berikut:
Kontroversial
Sebagian pihak berasumsi bahawa langkah Erdogan dalam mengganti status Hagia Sophia menjadi masjid tersebut akan menimbulkan kemarahan di kalangan kaum Kristiani.
Tidak hanya itu, kebijakan juga berpotensi meningkatkan ketegangan antara musuh bersejarah Turki dan Yunani, di mana keduanya merupakan anggota NATO. Padahal Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras sebetulnya telah mengunjungi Hagia Sophia pada Februari lalu.
Saat ditanya terkait potensi kritik dan kemarahan tersebut, Erdogan justru menyinggung tentang Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
"Terjadi banyak serangan yang menargetkan Masjid Al Aqsa," kata Erdogan, merujuk pada kompleks di Yerusalem yang dikenal kaum Yahudi sebagai Temple Mount.
"Mereka yang tetap diam dalm kasus itu, tidak akan berani untuk memberikan saran kepada kita (terkait Haga Sophia)," pungkasnya.
Advertisement