Ini Penampakan 200 Miliar Bintang yang Diabadikan Teleskop Hubble NASA

Teleskop Hubble milik NASA menangkap penampakan 200 miliar bintang di antariksa.

oleh Afra Augesti diperbarui 01 Apr 2019, 12:26 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2019, 12:26 WIB
Teleskop Hubble NASA
Teleskop angkasa luar Hubble menangkap gambar galaksi yang disebut Messier 49, yang berisi sekitar 200 miliar bintang. (ESA)

Liputan6.com, Washington DC - Teleskop Angkasa Luar Hubble milik NASA mendapatkan dua gambar menarik yang menampakkan galaksi Bimasakti dengan segala bintang-bintang yang bersinar terang.

Foto pertama yaitu sebuah galaksi yang disebut Messier 49, yang di dalamnya terdapat sekitar 200 miliar bintang. Namun, Hubble tidak dapat mengambil potret rinci dari sebagian besar titik-titik cahaya tersebut.

Sebagian besar bintang yang ada di dalam galaksi elips itu berusia sekitar 6 miliar tahun, dan yang berada di dalam 6.000 gugus bintang bola atau globular cluster bahkan lebih tua dari 6 miliar tahun.

Kemudian ada lubang hitam supermasif (supermassive black hole) di inti Messier 49, yang berisi massa 500 juta matahari. Demikian sebagaimana dilansir dari Live Science, Senin (1/4/2019).

Teleskop angkasa luar Hubble menangkap gambar galaksi yang disebut Messier 28. (Kredit: ESA / Hubble & NASA, J.E. Grindlay et al.)

Foto kedua yakni galaksi Messier 28, yang pertama kali dikategorikan oleh astronom Prancis, Charles Messier, yang meninggal pada 1817. Akan tetapi sesungguhnya, ia tidak terlalu yakin dengan objek yang telah dilihatnya.

Messier 28 tampak bak corengan cahaya di dekat konstelasi Sagittarius jika dilihat dari Bumi. Messier 28 juga jauh lebih dekat ke Bumi daripada Messier 49 --hanya 18.000 tahun cahaya dari Bumi.

Sebelumnya, teleskop Hubble juga menemukan bintang terjauh yang berjarak 9 miliar tahun cahaya. Bintang tersebut memiliki nama resmi MACS J1149+2223. Namun, para astronom menyebutnya dengan Icarus.

Menurut astrofisikawan di Univeristy of Minnesota, Patrik L. Kelly, jarak Icarus seratus kali lebih jauh dibanding bintang tunggal lain yang pernah terdeteksi.

Biasanya, hanya fenomena seperti supernova atau galaksi yang terdeteksi pada jarak yang sangat jauh. Penemuan Icarus bermula saat Kelly dan rekan-rekannya mempelajari gambar sebuah supernova bernama SN Refsdal.

Namun pada 2016, mereka menemukan benda berkedip yang berada di galaksi tempat supernova itu terjadi.

Icarus merupakan bintang besar yang lebih panas dibanding matahari. Kemungkinan bintang tersebut ribuan kali lebih terang, tetapi Kelly mengatakan, Icarus kini sudah tak ada lagi.

Bintang biru raksasa hidupnya tak mencapai sembilan miliar tahun. Ia menduga Icarus runtuh menjadi black hole atau berubah menjadi bintang neutron.

Alam semesta berusia 13,8 miliar tahun dan dengan melihat cahaya Icarus, berarti kita telah melihat kembali ke tiga perempat dari usia alam semesta.

Kelly mengatakan, dengan menggabungkan kaca pembesar alami dengan teleskop James Webb, dapat menghasilkan temuan lain berupa bintang yang lebih tua dan jauh, bahkan, melebihi Icarus.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Bintang Megastruktur Tertangkap Kamera Pemindai Astronom, Laser dari Alien?

Fenomena Astronomi Indah di Langit Slovakia
Cahaya bintang berwarna putih terlihat pada langit malam di Hajnacka, Slovakia, Kamis (7/2). Fenomena astronomi indah ini paling jelas terlihat pada bulan Februari dan Maret setelah matahari terbenam. (Peter Komka/MTI via AP)

Sementara itu, para ahli astronomi meneliti salah satu bintang teraneh di langit untuk memahami fluktuasi cahaya liar. Pengamatan terbaru KIC 8462852, juga dikenal sebagai Bintang Tabby atau Bintang Boyajian, disebut telah memindai jenis emisi laser yang bisa dihasilkan oleh peradaban.

Satu penjelasan awal menyebut bahwa objek tersebut adalah "megastruktur alien" yang menjadi penyebab fluktuasi tak wajar itu. Julukan "bintang megastruktur alien" diberikan pada tahun lalu setelah analisis menentukan bahwa beberapa panjang gelombang cahaya diblokir --yang tidak akan terjadi jika struktur melakukan penghalauan.

Sebuah tim peneliti dari UC Berkeley SETI, yang dipimpin oleh siswa SMA David Lipman (sekarang di Princeton), mendekati bintang itu dari sudut yang sebelumnya belum pernah dijelajahi. Hasilnya sekarang telah diunggah ke server pra-cetak arXiv sebelum dikaji ulang.

"Kami menganalisis 177 spektra resolusi tinggi dari bintang Boyajian dalam upaya untuk mendeteksi sinyal laser potensial dari peradaban angkasa luar," tulis para peneliti dalam makalah mereka, sebagaimana dikutip dari Science Alert, Rabu 27 Februari 2019.

Dengan menggunakan data dari teleskop Automated Planet Finder dari Lick Observatory, tim mencari cahaya laser yang lebih kuat dari 24 megawatt secara terus menerus. Jumlah ini merupakan batas bawah daya yang dapat dideteksi oleh teleskop pada 1.470 tahun cahaya --jarak Bumi ke bintang KIC 8462852.

Kru penelitian kemudian menyisir data dari teleskop dan mereka menemukan beberapa sinyal yang tampak menjanjikan.

"Opini teratas dari analisis ini dapat dijelaskan bahwa sinar itu merupakan salah satu dari sinar kosmik, garis emisi bintang, atau garis emisi cahaya ruang hampa," kaya para penulis makalah tersebut.

"Jadi, tidak ada alien. Kami memang sudah tahu. Namun, pekerjaan ini juga memiliki tujuan lain," papar mereka lagi. Makalah ini telah diterbitkan dalam jurnal Publications of the Astronomical Society of the Pacific.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya