Keharmonisan di Balik Arti Nama Era Baru Kekaisaran Jepang

Pemerintah Jepang telah memastikan bahwa nama baru era kekaisarannya sebagai harmoni indah, bukan perintah yang identik dengan militer.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 04 Apr 2019, 15:45 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2019, 15:45 WIB
Reiwa, Nama Tahun yang Baru untuk Jepang
Awak media mengambil gambar plakat nama era baru Kekaisaran Jepang, yakni Reiwa, setelah konferensi pers di kantor perdana menteri, Tokyo, Senin (1/4). Reiwa, menjadi nama era yang baru Jepang mulai 1 Mei 2019 setelah Kaisar Akihito turun takhta pada akhir April mendatang. (Kazuhiro NOGI / AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan bahwa Reiwa, nama era kekaisaran baru negara itu, berarti "harmoni yang indah", bukan "perintah" atau "ketertiban" seperti yang diduga oleh banyak pihak.

"Kami merasa perlu untuk memberi tahu dunia bahwa tidak ada orang (di pemerintahan) yang berpikir seperti itu," ujar Hiroatsu Satake, seorang pejabat kementerian luar negeri setempat, mengatakan kepada Japan Times.

Dikutip dari Time.com pada Kamis (4/4/2019), warganet Jepang sempat menuding karakter kedua dalam penulisan kanji pada nama era baru Jepang sebagai "perintah" atau kontrol ketat".

Padahal, pada karakter pertama, jelas terbaca maknanya sebagai "perdamaian". Atas dasar tudingan tersebut, banyak pihak yang mengira bahwa nama era baru tersebut, secara keseluruhan, kurang lebih bermakna "perintah untuk menciptakan perdamaian".

Bagi orang awam, makna tersebut mungkin terdengar biasa saja. Namun, bagi Jepang, itu adalah sebuah sensitivitas.

Militerisme adalah topik sensitif di Jepang, yang meloloskan reformasi pada 2015 untuk memperluas peran pasukan pertahanannya, meskipun ada protes keras dari dalam dan luar legislatif.

"Jika Anda melihat (rei) dalam kamus, saya yakin makna seperti ini memang muncul, tetapi juga memiliki banyak makna lain," kata Satake, merujuk pada interpretasi rei yang kurang dikenal sebagai "baik" atau "indah". 

 

Simak video pilihan berikut: 

 


Terinspirasi dari Puisi Abad ke-7

Reiwa, Nama Tahun yang Baru untuk Jepang
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe berjalan melintasi plakat nama era baru Kekaisaran Jepang, Reiwa, seusai konferensi pers di Tokyo, Senin (1/4). Reiwa menjadi nama era yang baru yang mengganti Era Heisei seiring persiapan pengunduran diri Kaisar Akihito pada 31 April mendatang. (AP/Eugene Hoshiko)

Sekretaris kabinet negara itu Yoshihide Suga mengatakan sebelumnya bahwa nama Reiwa terinspirasi oleh koleksi puisi Abad ke-7 bertajuk Manyoshu.

Dalam puisi tersebut, mana rei muncul dalam kata reigetsu, atau bulan keberuntungan, dalam sebuah puisi yang menggambarkan angin pada awal musim semi.

Perdana Menteri Shinzo Abe menguraikan nama itu dalam sebuah pernyataan: "Di bulan awal musim semi yang cerah ini, cuacanya baik-baik saja dan angin berhembus lembut."

Sementara itu, era Reiwa akan dimulai pada 1 Mei, ketika Putra Mahkota Naruhito naik takhta menggantikan Kaisar Akihito, yang sekaligus menandai berakhirnya era Heisei selama 30 tahun terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya