Liputan6.com, Islamabad - Bom dengan kekuatan besar meledak di sebuah pasar pada Jumat pagi (12/4/2019) di Pakistan barat daya, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia pada hari ini.
Insiden itu menewaskan 18 orang dan mencederai 48 lainnya. Para pejabat kepolisian mengatakan, bom yang dipasang di sebuah toko menyebabkan letusan di wilayah yang didominasi oleh Muslim Syiah di Quetta, ibu kota provinsi Baluchistan. Anggota komunitas minoritas itu turut menjadi korban.
Baca Juga
Sementara itu, investigasi telah dilakukan untuk mengetahui motif serangan terkait, kata Abdul Razzaq Cheema, deputi inspektur jenderal kepolisian.
Advertisement
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas kekerasan di kawasan pasar Hazarganji, yang pada masa lalu juga pernah dihantam serangan-serangan serupa.
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengecam serangan tersebut. Militan separatis Baluch, serta ekstremis yang setia kepada kelompok Taliban yang dilarang di Pakistan, dan kelompok teroris ISIS, dikenal aktif di Baluchistan.
Mereka biasanya mengaku bertanggung jawab atas berbagai serangan terhadap pasukan keamanan dan warga sipil, termasuk komunitas Syiah Hazara.
Provinsi tersebut berbatasan dengan Afghanistan dan diduga menjadi tempat berlindung mereka yang terkait dengan Taliban Afghanistan.
Kardus Sayur Berisi Bom Meledak di Pasar Pakistan, 31 Orang Meninggal
Sebelumnya, insiden serupa juga pernah terjadi di wilayah yang sama pad November tahun lalu. Tiga puluh satu orang tewas dan 50 lainnya terluka, ketika sebuah bom yang disembunyikan dalam kardus sayuran menghantam pasar yang ramai di wilayah Pakistan barat laut yang bergejolak.
Pihak berwenang mengatakan kejadian itu terjadi pada Jumat 23 November 2018 waktu setempat.
"Serangan itu terjadi selama bazar reguler hari Jumat di Kalaya, sebuah kota di daerah suku yang didominasi Syiah di distrik Suku Orakzai," kata pejabat lokal senior Khalid Iqbal. "Menurut penyelidikan awal kami, itu adalah bom rakitan yang disembunyikan dalam kardus sayuran," katanya.
Pejabat senior lainnya, Ameen Ullah, mengatakan 31 orang tewas, termasuk 22 orang dari kelompok Syiah.
"Lebih dari 50 orang terluka, 17 di antaranya dalam kondisi kritis," kata Ameen Ullah.
Polisi suku setempat mengonfirmasi jumlah korban.
Ledakan di Orakzai adalah insiden terorisme kedua di Pakistan hari ini. Pagi sebelumnya, Konsulat China yang terletak di daerah Clifton Karachi menjadi target serangan namun berhasil digagalkan oleh pasukan keamanan.
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengutuk keras kedua serangan itu, yang ia sebut sebagai "aksi terorisme", ujarnya dalam sebuah twit.
Strongly condemn the terrorist attacks against Chinese Consulate in Karachi & in Orakzai tribal area. My prayers go to the victims & their families. Salute the brave security/police personnel who gave their lives & denied success to terrorists in the mission ag Chinese Consulate.
— Imran Khan (@ImranKhanPTI) November 23, 2018
Perdana Menteri Imran Khan juga menyebut serangan kembar di Pakistan hari ini sebagai "sebuah kampanye yang direncanakan untuk menciptakan kerusuhan di negara itu, oleh mereka yang tak ingin Pakistan menjadi makmur".
"Janganlah ada keraguan dalam pikiran siapa pun bahwa kita akan menghancurkan para teroris, apa pun yang dibutuhkan," ia menegaskan.
Orakzai adalah satu dari tujuh daerah suku semi-otonom Pakistan yang bergolak dan dekat dengan perbatasan Afghanistan --daerah yang telah lama menjadi titik fokus dalam perang global melawan teror.
Amerika Serikat, ujung tombak perang global melawan teror, bersikeras bahwa wilayah pegunungan itu memberikan tempat perlindungan yang aman bagi militan termasuk Taliban dan Al Qaeda Afghanistan, sebuah tuduhan yang dibantah Pakistan.
Advertisement