Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengecam keras aksi pengeboman di berbagai lokasi di Sri Lanka pada 21 April 2019 yang bertepatan dengan Minggu Paskah.
Insiden nahas yang dimaksud terjadi sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat, setidaknya di tiga gereja dan empat hotel. Pantauan terakhir menunjukkan bahwa 189 orang tewas, menurut laporan News18 yang mengutip media lokal. Sedangkan kantor berita lain menyebutkan jumlah yang beragam. Hingga saat ini, belum terdapat konfirmasi terkait jumlah pasti korban jiwa.
Advertisement
Baca Juga
Dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI kepada Liputan6.com, Minggu (21/4/2019), pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada korban dan keluarga korban insiden ledakan beruntun di Sri Lanka.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo terus memantau perkembangan situasi dan telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit dan Perhimpunan WNI setempat.
Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Ratusan WNI di Sri Lanka
Dalam keterangan yang sama, Kemlu RI mengatakan sekitar 374 WNI di Sri Lanka, termasuk 140 di Kolombo Ibu Kota Sri Lanka.
Pemerintah Indonesia meyakini bahwa Pemerintah Sri Lanka dapat mengatasi situasi dengan baik. Lebih lanjut, RI juga bersedia memberikan bantuan yang diperlukan.
Pemerintah mengimbau kepada WNI di Sri Lanka agar tetap waspada dan berhati-hati serta mengikuti arahan dari otoritas keamanan setempat.
Bagi keluarga dan kerabat yang membutuhkan informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler, dapat menghubungi hotline KBRI Kolombo +94772773127.
Kronologi Ledakan
Ledakan pertama dilaporkan di Gereja St. Anthony di Kolombo dan St. Sebastian di kota Negombo di luar ibu kota.
Dalam ledakan St. Anthony sekitar 160 orang terluka yang saat ini telah dirawat di Rumah Sakit Nasional Kolombo, menurut seorang pejabat dikutip dari The Straits Times.
Tidak lama setelah laporan itu, polisi mengonfirmasi tiga hotel kelas atas di ibu kota juga menjadi target ledakan, bersama dengan satu gereja lagi di Kota Batticaloa, di timur Sri Lanka. Tiga hotel yang dimaksud adalah Hotel Shangri La, Cinnamon Grand dan Hotel Kingsbury.
Seorang pejabat di rumah sakit Batticaloa mengatakan kepada AFP, lebih dari 300 orang telah dirawat setelah ledakan terjadi.
Adapun korban tewas salah satunya ditemukan di Cinnamon Grand Hotel di Kolombia, dekat kediaman resmi perdana menteri Sri Lanka.
Bloomberg melaporkan bahwa polisi dan kendaraan darurat telah memblokir pintu masuk ke Shangri-La Hotel di Kolombo, di mana ada kerusakan yang terlihat, termasuk jendela yang pecah, di atas pintu masuk utama tempat sebuah kafe berada.
Sementara itu, Gereja St Sebastian di Katuwapitiya di Negombo memposting foto-foto kehancuran di dalam gereja di halaman Facebook-nya, menunjukkan darah pada bangku dan lantai, dan meminta bantuan dari masyarakat.
Advertisement
Disusul Dua Bom
Tidak berhenti pada pengeboman ke-enam tempat itu, pada 14.00 waktu setempat terjadi ledakan ketujuh yang terjadi di distrik Dehiwala, Kolombo. Dua orang kembali tewas dalam insiden tersebut.
30 menit berselang dari ledakan ke tujuh, bom kembali diledakkan. Ledakan kedelapan terjadi di distrik Dematagoda, Kolombo. Firstpost melaporkan bahwa ledakan di Dehiwala menghantam Hotel Tropical Inn dekat Kolombo, menewaskan dua orang.
Jumlah korban jiwa hingga saat ini mencapai mencapai 189 orang, menurut News 18 yang mengutip media lokal.
Sedangkan media lain menyebut angka berbeda, dengan setidaknya 143 orang tewas, seperti dikutip dari Firstpost.