Kisah Turki yang Pindahkan Ibu Kota demi Menjauhi 'Maksiat'

Turki sempat memindahkan ibu kotanya dari Konstantinopel (stanbul) ke Ankara.

oleh Siti Khotimah diperbarui 30 Apr 2019, 18:02 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2019, 18:02 WIB
Dukungan Warga Turki untuk Tentaranya yang Perangi Kurdi di Suriah
Isikli Tosun Baba (60) melambaikan bendera saat pasukan Turki bergerak melewatinya di Oncupinar, Kilis, Turki, Minggu (28/1). Aksi itu dilakukan untuk mendukung serangan pasukan Turki ke kantung Kurdi di Afrin, Suriah. (AP Photo/Lefteris Pitarakis)

Liputan6.com, Ankara - Turki sempat memindahkan ibu kota-nya, dari Istanbul yang saat itu bernama Konstantinopel ke Ankara. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 1922, tahun di mana Republik Turki berdiri.

Pada tahun itu, majalah lokal di Istanbul Güleryüz memuat sebuah karikatur berjudul "The Sheep of Ankara, Shows its Hand Last," karya Sedat Simavi.

Dalam gambar tersebut, diperlihatkan potret wajah Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Republik Turki dengan latar belakangnya adalah Ankara. Sementara latar depannya adalah Istanbul.

Karikatur itu menunjukkan bahwa sang pendiri Republik memimpin perubahan ibu kota. Serangkaian perubahan itu diberi nama "Reformasi Ataturk" yang dijalankan dalam berbagai sektor kenegaraan.

Dalam bidang administrasi publik, Ataturk menyarankan untuk memindahkan ibu kota dari Konstantinopel (sekarang Istanbul) ke Ankara.

Alasan Pindah

Ilustrasi warga Turki (AFP / Ozan Kose)
Ilustrasi warga Turki (AFP / Ozan Kose)

Berbeda dari alasan kebanyakan negara memindah ibu kota yang sering kali akibat kepadatan penduduk, Ataturk memiliki alasan lain yang spesifik.

Sang pendiri republik sekuler Turki itu memindahkan ibu kota negara karena di Istanbul penuh kemerosotan moral (dekadensi) dan korupsi setelah runtuhnya kekaisaran Ottoman, sebagaimana dikutip dari situs Asian Cities Center pada Selasa (30/4/2019).

Ataturk percaya mereka harus meninggalkan tindakan maksiat tersebut dan membangun ibu kota baru.

Ankara dipilih karena secara geografis lebih menjadi titik pusat Turki. Ibu kota negara baru didirikan di Ankara pada 13 Oktober 1923.

Wajah Baru

Dukungan Warga Turki untuk Tentaranya yang Perangi Kurdi di Suriah
Dua pemuda membentangkan bendera sebagai dukungannya terhadap tentara Turki yang sedang memerangi milisi Kurdi di Suriah, Kilis, Turki, Jumat (26/1). (AP Photo/Lefteris Pitarakis)

Sementara itu, dalam bagian buku berjudul "The Capital and Its Shadows: Ankara and Istanbul," karya Adile Aslan Almond dikatakan, Ataturk ingin membuat wajah baru dengan pemindahan ibu kota.

Ia ingin menciptakan Turki sebagai sebuah negara-bangsa yang baru dan "murni".

"Ankara akan menjadi simbol kemerdekaan dan anti-imperialisme," kata Åženol-Cantek dalam bukunya berjudul "The Aliens and Natives: Ankara in the Process of being Capital".

Masih banyak versi lain terkait alasan pemindahan ibu kota Turki dari Istanbul ke Ankara. Salah satunya menurut laman History.info.

Saat itu --pasca Perang Dunia I-- banyak wilayah Imperium Ottoman yang jatuh ke tangan pasukan Entente. Bahkan Istanbul yang sangat strategis, yakni menghubungkan Eropa dengan Asia serta Laut Hitam dan Mediterranian, sempat diokupasi oleh Entente. Saat itu sejumlah politikus, termasuk Ataturk memindahkan ibu kota ke Ankara.

Beberapa waktu setelah pemindahan itu, Entente mengakhiri okupasinya di Istanbul. Namun, Ankara tetap menjadi ibu kota Turki hingga saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya