Liputan6.com, Caracas - Hari Buruh tidak hanya diperingati oleh serikat pekerja di berbagai negara. Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela menyerukan warganya dari berbagai latar belakang untuk turun ke jalan pada Rabu, 1 Mei 2019.
Guaido menyebutnya akan menjadi "demonstrasi terbesar dalam sejarah" negara itu, sehari setelah ia menyerukan agar militer menggulingkan Presiden Nicolas Maduro, mengutip laman CNBC pada Rabu (1/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
"Kita tahu bahwa Maduro tidak memiliki dukungan atau rasa hormat dari angkatan bersenjata," kata Guaido dalam pesan video pada Selasa malam. "Kami telah melihat bahwa protes membuahkan hasil. Kita harus terus menekan."
Ajakan untuk protes dengan memanfaatkan momentum Hari Buruh internasional ini dimulai ketika ia memohon dukungan kepada para pemimpin serikat pekerja dan pekerja sektor publik.
Seruan itu diprediksi akan menyebabkan gelombang protes besar pada Hari Buruh di Venezuela.
Untuk diketahui, sebetulnya sebagian pendukung Guaido menjadi frustrasi karena Maduro tetap berada di tampuk jabatannya sebagai presiden, meski protes kerap dilakukan sejak lebih dari tiga bulan lalu.
"Saya harap ini akan menjadi terakhir kalinya kita harus turun ke jalan," kata Claudia Riveros (36), pekerja toko roti yang memegang bendera Venezuela pada protes hari Selasa.
"Kami telah menghadapi berbagai jenis agresi dan mencoba kudeta yang belum pernah terlihat dalam sejarah kami," lanjutnya.
Seorang direktur Amerika Latin di Eurasia Group yang berbasis di Washington mengatakan, usaha Guaido untuk protes di Hari Buruh akan sangat signifikan. Hal itu akan menguntungkan sang pemimpin oposisi, jika ia berhasil mendapatkan dukungan dari gerakan buruh.
Rangkul Kalangan Militer
Pemimpin oposisi Venezuela tersebut juga mendukung para anggota militer, dalam upaya menyingkirkan Presiden Nicolas Maduro dan "merebut kembali kebebasan." Hal itu ia serukan pada Selasa 30 April 2019 waktu setempat.
Dalam laporan VOA Indonesia, pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido diketahui memposting sebuah video di akun Twitternya, yang memperlihatkan ia tengah berpidato di hadapan sekelompok tentara dan politisi oposisi Leopoldo Lopez, yang sedang dikenai tahanan rumah.
Guaido mengatakan militer telah membuat keputusan yang tepat dan akan berada di sisi yang benar dalam sejarah.
Tidak lama kemudian, Menteri Informasi Venezuela Jorge Rodriguez mengatakan pemerintah Maduro menghadapi "upaya kudeta" kecil yang dipimpin "para pengkhianat" di dalam militer. Sementara itu Menteri Pertahanan Vladimir Padrino mengatakan militer "dengan tegas membela" Maduro.
Untuk diketahui, Guaido saat ini memimpin Majelis Nasional Venezuela. Ia menggunakan konstitusi untuk mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara pada Januari lalu, setelah menyebut kepemimpinan Maduro tidak sah karena kecurangan dalam pemilu.
Amerika Serikat dan sekitar 50 negara lain telah mengakui Guaido sebagai presiden Venezuela.
Advertisement