Liputan6.com, Paris - Kepolisian Prancis telah menangkap seorang pria berusia 24 tahun yang dicurigai berada di belakang ledakan bom pekan lalu. Saat itu serangan terjadi di pusat Kota Lyon yang melukai 13 orang.
Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengumumkan penangkapan itu di Twitter, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang tersangka dan di mana ia ditangkap, mengutip The Straits Times pada Senin (27/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dari rekaman CCTV di lokasi kejadian, terlihat seorang tersangka yang mengenakan topeng di sebagian wajahnya mengendarai sepeda. Ia kemudian meninggalkan ranselnya yang berisi bom di luar gerai toko roti yang populer di kota itu.
Kasus ini sedang ditangani dalam investigasi kasus terorisme, mengingat insiden itu berlangsung di siang hari dengan menggunakan alat peledak yang mampu mengenai sejumlah besar orang..
Unit anti-terorisme dari kantor kejaksaan Paris, yang menangani penyelidikan, menambahkan bahwa seorang pria berusia 24 tahun ditangkap pada Senin, 27 Mei 2019 pagi waktu setempat.
Jejak DNA ditemukan pada sisa-sisa bungkusan itu, menurut sebuah sumber yang dekat dengan proses penyelidikan.
Sumber lain mengatakan kepolisian berhasil meringkus tersangka di jalan setelah membuntutinya.
Mereka memutuskan untuk tidak menangkapnya di apartemennya, kata sumber itu. Hal itu dikarenakan takut tersangka masih menyimpan triacetone triperoxide atau TATP, bahan pembuat bom yang kuat dan tidak stabil, yang digunakan dalam serangan itu.
Polisi Sempat Sebarluaskan Foto Tersangka
Kepolisian Prancis merilis gambar terduga pelaku ledakan di Kota Lyon, Prancis pada Sabtu, 25 Mei 2019. Investigasi anti-terorisme juga diluncurkan setelah serangan berlangsung di toko roti Brioche Doree sekitar pukul 17.30 sore waktu setempat.
Denis Broliquier, wali kota distrik di Lyon, Prancis mengatakan kepada media Prancis bahwa seorang pria mencurigakan tertangkap kamera pengintai. Ia terlihat menjatuhkan sesuatu, seperti karung atau koper sebelum ada ledakan.
Foto terduga pelaku itu telah dibagikan melalui Twitter. Tampak tersangka mengenakan pakaian hitam, dengan wajah tertutup saat mendorong sepeda, lapor Sky News.
Broliquier mengatakan kepada stasiun televisi BFMTV, terduga pelaku terlihat tiba beberapa menit setelah ledakan.
[#Lyon] #AppelÀTémoins pour retrouver l’homme suspecté d’être l’auteur de l’attentat. Si vous avez des informations, appelez le 197. #AidezNous, votre témoignage peut être déterminant. pic.twitter.com/HcPc43nl9d
— Police nationale (@PoliceNationale) 24 Mei 2019
Insiden itu telah melukai 13 orang, namun tidak ada korban tewas dalam serangan sebagaimana disampaikan oleh pihak berwenang.
Ledakan tersebut terjadi ketika Prancis bersiap untuk memilih dalam pemilihan umum Eropa.
Sementara itu, Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe membatalkan kehadirannya dalam pertemuan terkait pemilihan umum Eropa di Paris karena ledakan itu.
Selain pertemuan terkait pemilihan umum Eropa, Prancis juga dalam waktu dekat akan menjadi tuan rumah sebuah turnamen sepakbola Piala Dunia wanita yang dijadwalkan dimulai pada 7 Juni. Lyon sendiri akan menjadi tuan rumah babak semifinal dan kemudian final pada 7 Juli.
Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengatakan dalam sebuah twit bahwa ia telah mengirim instruksi kepada pihak berwenang Lyon untuk memperkuat "keamanan situs publik dan acara olahraga, budaya dan keagamaan".
Advertisement
Penuturan Saksi Mata
Hanane Benakkouche, seorang pramusaji di restoran terdekat L'espace Brasserie, mengungkapkan kesaksiannya kepada CNN saat ledakan terjadi.
"Kami mendengar ledakan. Saya sedang bekerja di teras dan orang-orang mulai berlari, meninggalkan Victor Hugo Street," tuturnya. "Polisi tiba dengan cepat di tempat kejadian. Saya masih terkejut."
Evakuasi korban dan masyarakat yang tengah berada di lokasi kejadian dilakukan tak lama setelahnya. Kepolisian kemudian meminta masyarakat untuk menghindari daerah tersebut.
Juru bicara Kepolisian Nationale mengatakan kepada CNN bahwa para personel tim darurat segera dikerahkan, seraya menambahkan bahwa prioritasnya adalah membantu para korban "terlepas dari apakah itu kecelakaan mobil atau serangan teroris."
Melalui sebuah twit pada malam harinya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, "Malam ini saya berduka cita bagi mereka yang terluka dalam ledakan di Lyon, keluarga mereka yang terkena dampak kekerasan yang menimpa orang-orang yang mereka cintai, dan semua warga Lyon. Kami di sisi Anda."