Liputan6.com, Kuala Lumpur - Seorang pria yang dilaporkan bekerja untuk seorang pejabat pemerintah telah mengakui menjadi satu dari beberapa orang yang terlibat dalam serangkaian klip video viral di Malaysia beberapa hari terakhir. Rekaman itu memperlihatkan dua pria yang terlibat dalam tindakan seksual.
Dia juga mengklaim pria lain dalam video itu adalah menteri kabinet Malaysia dari Parti Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim.
Dalam sebuah video yang diunggah ke Facebook pada Rabu 12 Juni 2019 dini hari, Haziq Aziz membeberkan dugaan keterlibatan seorang menteri, dan mengatakan dalam bahasa Melayu bahwa video itu diambil tanpa persetujuannya, The Star melaporkan, seperti dikutip dari Business Insider Malaysia, Rabu (12/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut sebuah terjemahan oleh The Star, dia berkata: "Saya, Haziq Aziz, membuat pernyataan bersumpah bahwa saya adalah individu dengan (menteri) dalam video yang menjadi viral kemarin."
Haziq menyebut nama menteri yang diduga adalah pria lain dalam video itu, yakni: Menteri Perekonomian Malaysia, Mohamed Azmin Ali. Namun Azmin telah membantah tuduhan tersebut.
"Video itu diambil tanpa izin saya pada 11 Mei (2019) selama pemilihan sela Sandakan di kamar(-nya) di Hotel Four Points," tambah Haziq.
Menurut transkrip The Star, Haziq juga mendesak Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) untuk menyelidiki menteri tersebut atas dugaan keterlibatannya dalam tindak pidana korupsi, dengan menambahkan: "Dia bukan seorang individu yang laik untuk menjadi seorang pemimpin."
The Star mengidentifikasi Haziq sebagai sekretaris pribadi (sespri) untuk Wakil Menteri Industri Primer dan Komoditas, Datuk Seri Shamsul Iskandar Mohd Akin, yang juga merupakan politisi Parti Keadilan Rakyat (PKR) --yang saat ini memerintah Malaysia.
Pada hari Selasa, serangkaian video pendek yang berlangsung sekitar satu menit dan 34 detik viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut, terlihat dua pria --dengan salah satunya menyerupai terduga menteri yang disebutkan-- terlihat terlibat dalam aksi intim, lapor Malay Mail.
Tanggapan PM Malaysia
Terlepas dari viral-nya video itu selama beberapa hari terakhir, Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad membantah pengetahuan tentang hal tersebut ketika ditanya reporter selama konferensi pers pada Selasa 11 Juni 2019, The Star melaporkan.
Menanggapi pertanyaan oleh seorang reporter, Mahathir mengatakan, "Saya tidak tahu apa-apa. Saya baru saja mendengar, saya harus mencari tahu dahulu tentang hal itu. Jika Anda bersedia mengarahkan, itu lebih baik," ujarnya seperti dilansir The Star.
Respons PKR
Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Jenderal PKR Saifuddin Nasution mengatakan partai itu dengan tegas menolak "segala bentuk permainan politik yang kotor," mengindikasikan bahwa video itu sengaja diviralkan oleh pihak yang ingin menjatuhkan PKR.
"Gaya dan metode politik ini tidak membawa manfaat bagi masyarakat atau negara," kata sekretaris jenderal untuk partai yang secara de facto dipimpin oleeh Anwar Ibrahim.
Saifuddin juga mendesak orang-orang untuk tidak menyebarluaskan video.
Sementara itu, sayap pemuda PKR pada Rabu 12 Juni merilis pernyataan yang menyerukan penangguhan Haziq dari aktivitas pemerintahan dan politik-nya.
Advertisement
Partai Oposisi Buat Laporan ke Polisi
Setelah viralnya video, anggota dewan tertinggi Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) --persekutuan partai oposisi Malaysia-- Datuk Lokman Noor Adam mengajukan laporan di markas kepolisian Putrajaya pada Selasa sore, lapor The Star.
Dia mengatakan kepada wartawan di lokasi: "Saya ingin polisi untuk menyelidiki keaslian video, penyebar video, dan juga 'aktor' yang terlibat," seraya menambahkan bahwa "akting mereka tidak terlalu baik."
Menurut laporan The Star, Lokman tidak menyebut siapa pun tetapi mengatakan bahwa jelas politisi mana yang mirip dengan salah seorang pria dalam video itu.
Sementara itu kepala sayap pemuda UMNO, Datuk Asyraf Wajdi Dusuki, juga mendesak masyarakat untuk tidak menyebarkan atau membagikan klip tersebut karena akan menjadi tindakan fitnah, dosa besar dalam Islam, demikian Malay Mail melaporkan.
Menurut sebuah pemberitaan Malay Mail, Datuk Asyraf Wajdi Dusuki mengatakan dalam sebuah posting Facebook pada Selasa 11 Juni, "Pandangan saya adalah bahwa kita harus berpegang pada prinsip-prinsip dalam Islam untuk mencegah diri kita dari menyebarkan video semacam itu agar tidak menimbulkan murka Allah."
"Yang lebih mengkhawatirkan adalah jika videonya palsu. Tentunya, itu akan menjadi dosa besar, dan hukuman yang lebih berat dari Allah akan menimpa kita," tambahnya.