Ngeri, Setiap Pekan Manusia Menelan Satu Sendok Bahan Plastik

Ternyata, setiap minggunya manusia menelan satu sendok teh bahan plastik.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jun 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2019, 19:40 WIB
Sampah Plastik
Seorang pria memancing di pantai Laut Tengah di Beirut, Lebanon di antara berbagai sampah plastik. (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru di Australia menyimpulkan bahwa rata-rata manusia menghirup atau menelan lima gram bahan plastik setiap minggunya. Jumlah itu setara dengan satu sendok teh atau sebuah kartu kredit.

Penelitian tersebut dilakukan oleh tim riset mikroplastik University of Newcastle di Australia atas pesanan dari WWF, organisasi non-pemerintah yang bertujuan melindungi satwa liar dunia sebagaimana dilansir dari ABC Indonesia pada Rabu (12/6/2019).

 

Riset yang dimaksud menganalisis kembali penelitian yang telah dilakukan oleh 50 peneliti internasional, guna memberikan perhitungan akurat mengenai tingkat sampah plastik yang telah kita telan atau hirup.

Dalam kesimpulannya, mereka mengatakan setiap orang setidaknya menelan sekitar dua ribu bahan plastik setiap minggu.

Penelitian ini difokuskan pada bahan plastik yang berukuran sekitar 1 milimeter, yang merupakan bahan yang paling banyak ditelan manusia.

Peneliti dari University of Newcastle Thava Palanisami mengatakan, sumber utama plastik yang tertelan adalah dari air minum entah dari air botolan maupun dari kran.

"Air mengandung juga serat yang kebanyakan disebabkan karena aktivitas industri." katanya. "Serat itu disebarkan bersama bahan kimia lain, dan bisa mengendap dalam air kemudian kemudian masuk ke air minum."

"Dan tidak ada sistem penyaringan untuk air botolan, yang bisa menyaring partikel yang sangat kecil tersebut."

Didominasi Mikroplastik

20160106-Daur-Ulang-Sampah-Plastik-Jawa-Tengah-Gholib
Sejumlah pekerja memilah sampah plastik sebelum proses daur ulang di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Jawa Tengah (6/1/2016). Warga memanfaatkan sampah plastik yang ada di TPA Tanjungrejo untuk menjadi nilai ekonomi desa. (Liputan6.com/Gholib)

Dr. Palanisami mengatakan bahwa mikroplastik sekarang ini semakin banyak dikonsumsi oleh manusia.

Sejauh ini tidak ada data khusus mengenai tingkat konsumsi mikroplastik di Australia, namun Dr. Palanisami memperkirakan tingkatnya lebih rendah, karena lingkungan yang lebih bersih dibandingkan negara lain.

Dr. Palanisami mengatakan langkah selanjutnya dari penelitian mereka adalah mengkaji dampak kesehatan manusia karena menelan bahan-bahan plastik tersebut.

"Bagaimana dampak nyatanya? Ini yang masih harus dikaji." kata Dr Palanisami.

"Apa yang akan terjadi bila kita menelan 5 gram plastik setiap minggu? Apakah itu racun atau bahan kimia yang tidak berbahaya?"

 

Belum Mendapatkan Perhatian dari Pemerintah

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Penelitian University of Newcastle tersebut akan diterbitkan dalam jurnal, namun dipublikasikan lebih awal oleh WWF yang menyerukan aksi lebih besar bagi polusi bahan plastik.

WWF mengatakan bocornya bahan-bahan plastik ke dalam lingkungan dan rantai makanan sejauh ini belum mendapat tanggapan memadai dari pemerintah di berbagai negara.

"Penelitian terbaru ini merupakan peringatan bagi pemerintah dimanapun." kata Marco Lambertini, Direktur Umum Masalah Internasional WWF.

"Tidak saja bahan plastik mencemari laut, sungai dan membunuh kehidupan laut, namun bahan plastik ini juga masuk ke dalam tubuh kita."

"Kita memerlukan tindakan segera dari pemerintah, bsinis dan konsumen, dan juga perjanjian global dengan target global untuk mengatasi polusi plastik."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya