Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi tes penembakan roket baru, menurut media pemerintah KCNA pada Kamis, 1 Agustus 2019.
Kim Jong-un disebut telah memimpin uji coba sistem roket berpeluncur ganda yang baru dikembangkan.
Advertisement
Baca Juga
Dalam tes itu, Kim berulang kali menyatakan "kepuasannya atas hasil uji-tembak," dan berterima kasih kepada para personel industri pertahanan dan amunisi nasional, kata KCNA.
Kabar ini muncul setelah Korea Selatan pada Rabu mengatakan, dua rudal balistik telah ditembakkan dari daerah Wonsan di pantai timur Korea Utara, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (1/8/2019).
Berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB, Korea Utara dilarang melakukan peluncuran rudal balistik. Namun, penembakan rudal pada Rabu adalah yang kedua dalam waktu kurang dari seminggu, kendati ada pertemuan antara pemimpin Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bulan lalu.
Pyongyang dan Washington terlibat dalam proses diplomatik jangka panjang atas program nuklir dan rudal Korut. Kedua pemimpin negara telah melakukan tiga pertemuan penting dalam satu tahun terakhir.
Simak video pilihan berikut:
Empat Rudal Kurang dari Sepekan?
Korea Utara telah menembakkan dua rudal balistiknya pada Rabu pagi, 31 Juli 2019 menurut Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan. Proyektil itu diluncurkan kurang dari seminggu setelah dua senjata yang sama dengan jarak pendek dilemparkan.
Rudal pada Rabu diluncurkan dari Semenanjung Hodo di Provinsi Hamgyong Selatan, pantai timur Korea Utara, menurut JCS seperti dukutip dari Al Jazeera. Kedua proyektil itu dikatakan berbeda dengan apa yang diluncurkan pada Kamis lalu.
Kedua rudal itu dikabarkan telah terbang sekitar 250 kilometer pada ketinggian 30 kilometer, hingga akhirnya jatuh ke Laut Timur atau Laut Jepang, lapor AFP.
Saat ini JCS tengah berada dalam kondisi siaga dan memantau peluncuran tambahan, kata Yonhap.
Rob McBride seorang reporter Al Jazeera melaporkan, dua rudal itu ditembakkan dalam jarak 20 menit.
"Seperti biasanya, Korea Utara (melakukan) semua peluncuran ini dengan dihitung hati-hati, jadi Anda harus melihat mengapa ... peluncuran ini dilakukan," kata McBride.
Pyongyang mungkin berusaha menunjukkan ketidaksenangannya atas rencana latihan militer bersama yang direncanakan dalam bulan mendatang.
Advertisement
Dikecam Sejumlah Pihak
Sebelumnya pada Rabu, menteri pertahanan Jepang mengatakan setiap peluncuran rudal balistik Korea Utara akan melanggar resolusi PBB.
Kolonel Lee Peters, juru bicara pasukan militer AS di Korea Selatan, juga menyebut: "Kami mengetahui laporan peluncuran rudal dari Korea Utara dan kami akan terus memantau situasi."
Menurutnya, latihan bersama Korea Selatan-AS yang dijadwalkan akan dimulai bulan depan, akan tetap berlanjut.
Pekan lalu, Korea Utara melakukan uji coba menembakkan dua rudal balistik jarak pendek baru, tes rudal pertama sejak pemimpin Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump bertemu bulan lalu dan setuju untuk menghidupkan kembali pembicaraan denuklirisasi.
Baik Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengecilkan peluncuran minggu lalu dan Pompeo, dan terus mengekspresikan jalan diplomatik ke depan dengan Korea Utara.