Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, ia tak pernah kecewa atas peluncuran rudal balistik jarak pendek yang dilakukan oleh Korea Utara awal pekan ini.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (27/7/2019) Korea Utara mengatakan peluncuran rudal balistik jarak pendek itu adalah bentuk peringatan bagi "penghasut perang" di semenjung Korea.
Pesan ini disebut-sebut oleh para analis sebagai bentuk sindiran atas Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
"Kita akan melihat apa yang terjadi, tetapi itu adalah rudal jarak pendek dan banyak orang memiliki rudal itu. Rudal yang sangat standar," kata Donald Trump kepada wartawan di Gedung Putih, menegaskan bahwa ia memiliki hubungan yang sangat baik dengan pemimpin Korea Utara.
Ditanya apakah dia ada masalah dengan peluncuran rudal itu, dia menjawab: "Tidak. Tidak sama sekali."
Trump mengatakan Kim belum menyebut peluncuran itu peringatan ke Amerika Serikat.
"Dia tidak mengatakan peringatan kepada Amerika Serikat. Mereka memiliki perselisihan. Ya, mereka berdua. Mereka sudah lama memilikinya," katanya tentang Korea Utara dan Korea Selatan.
Tes rudal balistik oleh Korea Utara dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, namun Pyongyang menganggap itu adalah haknya untuk membela diri.
Peluncuran itu adalah uji coba rudal pertama Korea Utara sejak Donald Trump bertemu Kim bulan lalu dan setuju untuk menghidupkan kembali perundingan denuklirisasi yang terhenti sejak pertemuan puncak yang gagal di antara keduanya.
Kim Jong-un: Peluncuran Rudal Korut adalah Peringatan bagi Korea Selatan
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan uji coba "senjata berpemandu taktis tipe baru" adalah peringatan bagi Korea Selatan untuk berhenti mengimpor senjata teknologi tinggi, dan melakukan latihan militer bersama dengan Amerika Serikat (AS), lapor media pemerintah KCNA.
Korut melakukan uji coba peluncuran dua rudal balistik jarak pendek baru pada hari Kamis, kata pejabat Korea Selatan, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS) mengatakan, dua rudal Korea Utara diluncurkan tepat setelah fajar dari Wonsan di pantai timur.
Seorang pejabat militer di Seoul mengatakan salah satu dari dua senjata itu terbang sejauh lebih dari 430 kilometer, sementara yang lain menempuh jarak 690 kilometer.
Laporan KCNA tidak menyebutkan Donald Trump atau AS, tetapi mengatakan Kim Jong-un mengkritik pihak berwenang Korea Selatan karena melakukan latihan bersama, yang biasanya dilakukan dengan pasukan Negeri Paman Sam.
"Kita tidak bisa tidak mengembangkan sistem senjata super-kuat nonstop untuk menghilangkan potensi dan ancaman langsung terhadap keamanan negara kita yang ada di Selatan," kata Kim, menurut KCNA.
Kim Jong-un menuduh Korea Selatan melakukan "transaksi ganda", karena mengatakan mereka mendukung perdamaian, tetapi secara bersamaan mengimpor senjata baru dan melakukan latihan militer.
Advertisement