Malaysia dan Singapura Mewaspadai Kabut Asap dari Indonesia

Pantai barat Semenanjung Malaysia dan Sarawak telah mulai mengalami kabut asap akibat kebakaran hutan di Indonesia. Singapura juga merasakan efek serupa.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 03 Agu 2019, 14:22 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2019, 14:22 WIB
(sumber: Pusat Meteorologi ASEAN)
(sumber: Pusat Meteorologi ASEAN per 31 Juli 2019)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pantai barat Semenanjung Malaysia dan Sarawak telah mulai mengalami kabut asap akibat kebakaran hutan di Indonesia, kata Departemen Meteorologi Malaysia pada Kamis 1 Agustus 2019.

Direktur Jenderal Departemen Meteorologi Malaysia, Jailan Simon mengatakan, kabut asap juga akan berdampak pada cuaca di Penang, Selangor, Kuala Lumpur, Negeri Sembilan dan Putrajaya di semenanjung, serta Kuching, Serian, dan Samarahan di Sarawak.

"Sejauh ini, 30 hingga 40 titik api telah terdeteksi di Sumatera dan kabut asap berada pada tingkat sedang, tetapi kami sedang memantau untuk melihat apakah titik api akan meningkat menjadi 100," kata Jailan seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (3/8/2019).

"Bulan ini, kami memperkirakan cuaca kering dan kabut akan berlangsung selama lima hari. Kami menyarankan orang-orang untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan dan menghindari pembakaran terbuka," katanya kepada kantor berita Bernama.

Jailan mengatakan bahwa departemennya kini bekerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mendapatkan informasi terbaru tentang kebakaran hutan dan berharap mereka dapat dikendalikan dengan cepat.

Pemerintah Indonesia dilaporkan telah mengerahkan ribuan personel militer dan polisi untuk memadamkan kebakaran hutan di Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Data yang dikeluarkan oleh Departemen Lingkungan Hidup Malaysia menunjukkan bahwa Indeks Pencemar Udara (API) berada pada tingkat yang tidak sehat di dua area pada pukul 12 siang pada hari Kamis 1 Agustus - Rompin di negara bagian Pahang (104) dan Johan Setia di Klang, Selangor (107).

Singapura Juga Demikian

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis 1 Agustus 2019, Layanan Meteorologi Singapura (MSS) mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, titik api dengan gumpalan asap telah diamati di Sumatra dan Kalimantan selatan.

Tergantung pada arah angin yang berlaku dan lokasi kebakaran, Singapura kemungkinan akan mengalami kabut asap sesekali selama dua minggu pertama Agustus, kata MSS.

Selain kabut asap, Singapura diperkirakan akan mengalami "kering dan hangat" Agustus, karena suhu harian diperkirakan berkisar antara 26 derajat Celcius dan 33 derajat Celcius. Pada beberapa hari, suhu harian bahkan bisa melebihi 34 derajat Celcius.

Simak video pilihan berikut:

Kemenkes Malaysia Imbau Masyarakat Kurangi Aktivitas Luar Ruang

Pergerakan kabut asap dari Sumatra ke Malaysia selatan dan Singapura pada 19 Juni 2013.
Pergerakan kabut asap dari Sumatra ke Malaysia selatan dan Singapura pada 19 Juni 2013 (NASA)

Kementerian Kesehatan Malaysia telah memperingatkan anggota masyarakat untuk mengurangi kegiatan fisik di luar ruangan.

Direktur jenderal kesehatan, Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan kegiatan seperti itu akan meningkatkan tingkat pernapasan dan metabolisme yang akan menyebabkan penyakit terkait kabut asap dan cuaca panas.

Dia juga mendesak anggota masyarakat untuk memakai masker wajah dan menggunakan payung serta memakai topi saat berada di luar ruangan.

"Tutup semua jendela rumah dan jaga kebersihan rumah serta kurangi polusi udara dalam ruangan dengan tidak merokok," katanya.

Dr Noor Hisham juga menyarankan orang untuk minum banyak air dan untuk mencari perawatan segera jika mereka merasa tidak sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya