Demonstrasi Catalonia, 350.000 Pengunjuk Rasa Memadati Kota Barcelona

Sekitar 350.000 pengunjuk rasa memadati Kota Barcelona guna memprotes pemenjaraan para pemimpin separatis Catalonia dari Spanyol.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 27 Okt 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2019, 11:00 WIB
Ribuan demonstran Catalonia. (AP)
Ribuan demonstran Catalonia. (AP)

Liputan6.com, Barcelona - Sekitar 350.000 pengunjuk rasa memadati Kota Barcelona guna memprotes pemenjaraan para pemimpin separatis Catalonia dari Spanyol --kata kepolisian lokal, Sabtu, 26 Oktober 2019.

Aksi protes yang bermula damai diselenggarakan untuk mendukung gerakan kemerdekaan Catalonia.

Namun, sejumlah kelompok aksi mengubah situasi demo menjadi sarat kekerasan pada Sabtu 26 Oktober malam waktu lokal ketika pengunjuk rasa menargetkan markas polisi.

Serikat buruh Spanyol berencana mengadakan rapat umum massal di kota itu pada Minggu.

Demo dipicu oleh pemenjaraan sembilan pemimpin separatis pada 14 Oktober oleh Mahkamah Agung Spanyol. Mereka divonis penjara antara sembilan dan 13 tahun atas dakwaan melakukan penghasutan, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (27/10/2019).

Kelompok-kelompok kemerdekaan akar rumput telah mendesak para pendukung kemerdekaan untuk mengisi jalan-jalan tetapi mengatakan mereka berkomitmen untuk protes damai, lapor kantor berita Reuters.

Lautan pengunjuk rasa membentang dari pantai kota ke gereja Sagrada Familia yang terkenal.

"Saya pikir sudah waktunya bagi negara untuk menemukan solusi karena tampaknya ini tidak ada habisnya dan kami selalu pada titik yang sama. Kami datang ke sini karena kami muak dengan begitu banyak penindasan yang telah kami derita dari negara," seru seorang pengunjuk rasa.

Juga pada Sabtu, walikota dari seluruh wilayah Catalonia mengadakan pertemuan untuk mendukung kampanye penentuan nasib sendiri.

Total 814 walikota dari 947 pemerintah daerah di daerah itu berkumpul di markas pemerintah daerah untuk bertemu Presiden Catalan Quim Torra.

Ketika walikota meneriakkan "kemerdekaan", Torra mengatakan bahwa Catalan harus bersatu untuk menentang "penindasan" dan "memaksa negara Spanyol untuk berbicara."

Simak video pilihan berikut:

Aksi Damai Diwarnai Bentrokan Oknum dengan Aparat

Meriahnya Festival Tradisional Las Fallas di Spanyol
Sebuah karakter yang mewakili mantan presiden Catalan, Carles Puigdemont sedang memegang bendera Catalonia dibakar saat festival tradisional Fallas di Valencia, Spanyol (19/3). (AP/Alberto Saiz)

Masih pada Sabtu, sebuah kelompok pro-kemerdekaan yang mendukung aksi langsung mengorganisir protes di luar markas polisi di kota. Demonstran melemparkan bola, botol, dan batu ke polisi anti huru hara.

Polisi anti huru hara kemudian bergerak untuk membubarkan kerumunan, dipersenjatai dengan perisai dan pentungan dan didukung oleh mobil anti huru hara.

Proyektil karet ditembakkan selama bentrokan dan setidaknya enam orang dirawat di rumah sakit karena cedera, menurut kantor berita Reuters.

Pada hari Minggu, politisi dari dua partai kanan-tengah utama Spanyol, Partai Populer dan Ciudadanos, diperkirakan akan menghadiri rapat umum serikat pekerja, yang berlangsung dua minggu sebelum pemilihan umum Spanyol.

Sementara itu, para pendukung partai sayap kanan Vox berunjuk rasa di ibukota Spanyol Madrid pada hari Sabtu untuk mendengar seruan untuk garis keras pada separatis.

Pemimpin partai Santiago Abascal menyerang partai-partai arus utama Spanyol, termasuk kaum Sosialis yang berkuasa, mengatakan kepada orang banyak: "Dihadapkan dengan separatisme kriminal, hanya ada Vox!"

Sekilas Demontsrasi Catalonia

Mantan Pemimpin Catalonia Ditahan, Demonstran Bentrok dengan Polisi
Demonstran pro kemerdekaan Catalonia merusak tempat sampah dan besi pembatas di Barcelona, Spanyol, Minggu (25/3). Demonstran memprotes penangkapan mantan pemimpin ekstrem Catalonia, Carles Puigdemont. (Foto AP/Emilio Morenatti)

Pemerintah Spanyol berturut-turut telah menolak untuk memberikan referendum kemerdekaan pada separatis di Catalonia, yang menjadi masalah langsung lagi setelah krisis keuangan global 2008.

Didorong oleh hasil dari plebisit yang tidak diakui pada November 2014, separatis mengadakan referendum ilegal pada Oktober 2017, yang Spanyol coba cegah secara paksa, dengan akhirnya memenjarakan para pemimpin separatis.

Sementara separatis secara teratur menarik perhatian besar-besaran dari dukungan publik, mereka hanya memiliki dukungan tipis di parlemen regional dan survei baru-baru ini menunjukkan bahwa penduduk Catalonia menentang kemerdekaan sekitar 48% hingga 44%.

Catalonia memiliki bahasa dan tradisi tersendiri, dan populasi hampir sebesar Swiss (7,5 juta). Ini adalah salah satu daerah terkaya Spanyol, yang merupakan 16% dari populasi nasional dan menyumbang hampir 19% dari PDB Spanyol.

Uni Eropa telah memperlakukan krisis sebagai masalah internal Spanyol, mengabaikan permintaan separatis yang meminta dukungan. Tetapi, ada peringatan bahwa masalah ini merusak kepercayaan demokratis Spanyol.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya