#HearMeToo, Kampanye Anti-Kekerasan Perempuan dari UN Women Indonesia

UN Women Indonesia akan menggaungkan #HearMeToo untuk mengkampanyekan anti-kekerasan terhadap perempuan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Nov 2019, 18:56 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2019, 18:56 WIB
Ilustrasi kekerasan perempuan/unsplash victorien
Ilustrasi kekerasan perempuan/unsplash victorien

Liputan6.com, Jakarta - UN Women Indonesia siap menggelar rangkaian konser, nonton bareng film, dan diskusi dalam rangkaian "Kampanye Internasional 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan". Diskusi berlangsung gratis dan terbuka untuk umum, lokasinya ada di Institut Francais Indonesia (IFI), Jakarta.

"Waktu telah berganti, namun kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan masih banyak terjadi. Memecah kesunyian adalah satu langkah untuk melakukan transformasi atas budaya yang menormalisasi kekerasan terhadap perempuan," ujar UN Women Representative Indonesia, Jamshed Kazi, saat membuka acara di Institut Francais Indonesia (IFI), Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Pembukaan rangkaian kampanye anti kekerasan terhadap perempuan oleh UN Women di Jakarta, Selasa, 26 November 2019. (Liputan6.com/Tommy Kurnia)

Dalam acara tersebut, UN Women juga membawa tanda pagar (tagar) #HearMeToo untuk mengajak masyarakat dan korban kekerasan agar berani angkat suara demi menghentikan tindakan kekerasan terhadap perempuan.

Badan yang menjadi bagian dari PBB itu juga memulai gerakan oranye melalui sebuah video kampanye sebagai tanda perubahan dalam melawan kekerasan, terhadap kaum Hawa dan menggandeng sejumlah selebritas.

Berbagai kegiatan menarik, seperti menonton film, dilakukan agar menarik minat publik dalam membahas isu kekerasan terhadap wanita yang menjadi isu global.

UN Women berharap ada perubahan yang terjadi melalui diskusi yang akan berlangsung pada 9 Desember 2019. Pembicara yang dihadirkan berasal dari sektor pemerintah, politik, dan sosial. 

Selain itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun dikabarkan bakal hadir guna membahas topik mengenai "Perempuan dalam Kepemimpinan".

Kemudian hadir pula penulis Henry Manampiring yang berbicara soal "Peran Laki-laki dalam Menyuarakan Keserataan Gender." Tsamara Amany dijadwalkan datang untuk membicarakan "Peran Perempuan di Dunia Politik."

Sedangkan diskusi akan ditutup dengan pertunjukan musik dari Tika & The Dissidents. Band tersebut dikenal karena lirik yang bermuatan kritikan sosial, seperti isu buruh, kesetaraan gender, dan otoritas tubuh perempuan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemutaran Film

[Fimela] Kekerasan terhadap perempuan di dunia maya
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan di dunia maya | unsplash.com

Di IFI, berbagai acara menonton film juga akan dilangsungkan. Untuk hari ini, ada pemutaran film "Posesif" yang dihadiri sekitar 30 peserta dan aktris-aktivis Hannah Al Rasyid.

Ada pula film "Let the Girls Play" yang akan diputar pada Kamis 28 November, "Beauty and the Dogs" pada Minggu 1 Desember, dan "Women Sense Tour - in Muslim Countries" tayang Selasa (3/12/2019).

Sebagai penutup, rangkaian acara pada 10 Desember esok akan diputar film dokumenter "More Than Work" yang turut diramaikan dengan sesi diskusi bersama komunitas feminis dan pegiat media.

Kedutaan Besar Prancis ikut mendukung kampanye ini, dan berharap aksi melawan kekerasan terhadap perempuan semakin gencar.

"Selama masa kampanye, berbagai diskusi dan kegiatan dilakukan untuk meningkatkan perhatian dan aksi dari penyintas dan pejuang hak asasi perempuan," ucap Atase Kerja Sama Pendidikan Kedubes Prancis Philomene Robin.

"Selama masa kampanye, berbagai diskusi dan kegiatan dilakukan untuk meningkagkan perhatian dan aksi dari penyintas dan pejuang hak asasi perempuan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya