Liputan6.com, Amerika Serikat - Amerika Serikat sampai saat ini masih dalam usaha melawan perubahan iklim meski Presiden AS, Donald Trump, menarik AS keluar dari perjanjian Paris 2015. Demikian menurut juru bicara DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi.
Mengutip VOA News, Selasa (3/12/2019), Pelosi yang memimpin rombongan delegasi ke konferensi iklim selama 10 hari di Madrid pada 2 Desember 2019, mengatakan beberapa komite sedang mengerjakan bagian terpisah dari apa yang akan menjadi rencana tentang perubahan iklim yang luas.
Baca Juga
Tujuan Pelosi ke sana ingin menunjukkan bahwa dengan kehadiran mereka, AS tidak membuang muka dari ancaman besar terhadap kemanusiaan. Sekretaris Jenderal AS, Antonio Guterres, membuka pertemuan tersebut dengan mengatakan bumi tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Advertisement
“Apakah kita benar-benar ingin dikenang sebagai generasi yang mengubur kepala di pasir dan bermain-main saat planet ini terbakar?" katanya.
Penarikan AS dari Perjanjian Paris 2015
Diketahui, Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian Paris 2015. Padahal, perjanjian tersebut akan berlaku pada 2020.
Trump resmi menarik AS keluar dari perjanjian tersebut pada bulan lalu, dan proses penarikan tersebut berakhir sehari setelah pemilihan presiden 2020. Trump menyebut pemanasan global adalah tipuan buatan China, dan perjanjian Paris 2015 tersebut akan merugikan perekonomian AS.
“Rencana aksi iklim ini akan menjadi peluang luar biasa untuk benar-benar berinvestasi dalam ekonomi yang bersih,” kata Pelosi dalam Konferensi Madrid.
Beberapa kandidat Demokrat mengatakan mereka akan segera mengembalikan apa yang ditarik Trump, saat mereka menjabat.
Advertisement
Konferensi Madrid dan Demonstran
Konferensi Madrid bertujuan mengatasi beberapa masalah yang belum terselesaikan dari perjanjian Paris 2015 termasuk perdagangan karbon – insentif ekonomi untuk mengurangi emisi. Antonio Guterres mengatakan para pemimpin dunia dapat mengambil salah satu dari dua jalan sebagai solusi penyelesaian.
Adapun dua jalan tersebut ialah “terus berjalan melewati titik hingga tidak bisa kembali,” atau “melewati ‘jalan harapan’ sebagai solusi penyelesaian,” katanya. Sejumlah pengunjuk rasa berkumpul di Madrid dan menuntut sedikit pembicaraan untuk tindakan yang lebih kuat dalam memerangi pemanasan global.
Para demonstran tua dan muda, hadir ke Konferensi Madrid. Salah satunya adalah Licypriya Kangujam berusia 8 tahun yang datang dari India. “Saya perlu membaca buku-buku saya, saya harus bermain, saya harus belajar. Tapi para pemimpin kami menghancurkan semua kehidupan masa kecil kami dan masa depan kami yang indah,” katanya.
“Saya menuntut Perdana Menteri India kami yang terhormat, Mr. Narendra Modi, dan anggota parlemen kita, untuk segera mengesahkan undang-undang perubahan iklim.” lanjutnya. Semua demonstran bersorak sorai dan bertepuk tangan ketika Licypriya selesai berbicara.
Reporter: Deslita Krissanta Sibuea
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement