Liputan6.com, Jakarta - Kecurigaan makin menguat bahwa pesawat Boeing 737 milik Ukraina yang jatuh di Tehran merupakan akibat terkena tembakan rudal. Pesawat itu jatuh beberapa jam setelah Iran menyerang pangkalan militer AS pada Rabu kemarin.
Mengutip VOA Indonesia, Jumat (10/1/2020), Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka menyuarakan dugaannya bahwa Iran sengaja menembak jatuh pesawat komersil Ukraina.
Advertisement
Baca Juga
Namun sumber pemerintah mengatakan kepada VOA bahwa petugas AS telah memeriksa data dan citra satelit yang diyakini menunjukkan pesawat itu, tepat setelah lepas landas dari Tehran, terkena misil buatan Rusia secara tidak sengaja.
Pemerintah Inggris dan Kanada juga meyakini pesawat tidak sengaja ditembak
Rudal Iran yang dicurigai menyerang pesawat itu adalah buatan Rusia, yakni Tor-M1. Mengutip The Moscow Times, rudal itu adalah bagian sistem pertahanan jarak dekat. Rudal itu bisa mengejar target hingga ketinggian 6.000 meter dan jarak 12 kilometer.
Rudal ini juga dilengkapi sistem untuk mengecoh radar. Peneliti dari Middlebury Institute of International Studies, Michael Duitsman, memperkirakan kru pesawat tidak sadar sedang diincar rudal mematikan itu.
"Mereka kemungkinan tidak menyadari hal tersebut," ujar Duitsman. "Begitu lepas landas, para pilot kemungkinan sibuk dengan hal-hal lainnya," lanjutnya.
Pejabat Iran tetap menyatakan bahwa pesawat Boeing 737-800 mengalami kegagalan mesin fatal di ketinggian 2.400 meter, Rabu waktu setempat. Seluruh penumpang berjumlah 176 orang dengan tujuan Kyiv tewas, termasuk warga negara Kanada.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Iran Bersikeras Pesawat Jatuh Akibat Kesalahan Teknis
Sementara Iran masih berpegang pada versi resmi bahwa pesawat Boeing 737 itu jatuh akibat masalah mesin. Meski demikian, Iran justru ogah menyerahkan blackbox.
Terkini, Iran telah mengundang perwakilan AS untuk melakukan investigasi. Dewan Keamanan Transportasi Nasional AS sedang mengevaluasi partisipasi mereka, demikian laporan AP News.
Pemerintah Kanada juga meminta agar pihaknya dilibatkan dalam investigasi. Korban dari Kanada merupakan yang terbesar kedua di insiden ini.
Perdana Menteri Kadana Justin Trudeau percaya bahwa pesawat itu jatuh akibat ditembak.
"Kami mendapatkan intel dari beragam sumber termasuk sekutu-sekutu kita dan anggota intel kita. Bukti menunjukan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara milik Iran," ucap Trudeau.
Advertisement
Warga Negara Korban Jatuhnya Pesawat Boeing 737 di Tehran
Berikut daftar warga negara pesawat Boeing 737 berdasarkan keterangan Menteri Luar Negeri Ukraina Vadym Prystaiko:
- 82 warga Iran
- 63 warga Kanada
- 11 warga Ukraina (termasuk sembilan kru pesawat)
- 10 warga Swedia
- 4 warga Afganistan
- 3 warga Jerman
- 3 warga Britania Raya