Malaysia Tambah Impor Gula dari India Demi Cegah Konflik Sawit

Perusahaan pelat merah Malaysia menambah impor gula dari India. Jumlahnya tidak seberapa. Namun langkah itu diharapkan bisa meredakan ketegangan dagang antara kedua negara.

diperbarui 24 Jan 2020, 08:04 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2020, 08:04 WIB
Ilustrasi produksi gula.
Ilustrasi produksi gula. (Source: AP)

Kuala Lumpur - - MGM Malaysia Holdings Berhad menyatakan bakal menambah kouta impor gula dari India menjadi 130.000 ton pada kuartal pertama 2020. Pembelian senilai 200 juta Ringgit atau hampir USD 50 juta itu meningkat tajam dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 88.000 ton.

MSM adalah anak perusahaan milik produsen sawit terbesar di dunia, FGV Holdings, yang beroperasi di bawah Otoritas Federal untuk Pengembangan Lahan atau Felda. Meski demikian MSM tidak menyebut konflik sawit sebagai alasan penambahan kuota impor dari India. Demikian seperti dikutip dari DW Indonesia, Kamis (23/1/2020).

Dua sumber di pemerintahan yang terlibat dalam proses negosiasi dagang mengaku kepada Reuters, langkah itu diambil guna menenangkan pemererintah di New Delhi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

India Murka

Ilustrasi bendera India (AFP Photo)
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

India sebelumnya murka oleh pidato Perdana Menteri Mahathir Mohammad di Sidang Umum PBB yang menyebut operasi militer di Kashmir sebagai sebuah "pendudukan dan aneksasi." Sebagai reaksi, New Delhi meminta importir sawit agar menghentikan pembelian dari Malaysia.

Kisruh tersebut memaksa Kuala Lumpur melakukan diversifikasi pasar. Menteri Industri Teresa Kok misalnya melawat ke Pakistan membawa delegasi sawit. Dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Darell Leiking mengaku Cina bisa menggeser peran India sebagai pasar sawit Malaysia.

"China dan Malaysia memiliki hubungan yang panjang," kata dia ketika diwawancara Bloomberg. Sejak lima tahun terakhir India menjadi pelanggan sawit terbesar Malaysia dengan volume pembelian sebesar 4,4 juta ton pada 2019.

Namun optimisme Leiking tidak banyak menggema, lantaran eskalasi dagang yang tidak akan hanya berdampak pada sawit saja. Rabu (22/01) Sekretariat Kabinet pemerintahan Narendra Modi secara resmi meminta Kementerian Perdagangan agar menyiapkan sanksi dagang terhadap komoditas lain dari Malaysia. 

Komoditas Malaysia yang dilaporkan ikut dibidik New Delhi adalah minyak mentah, tembaga, alumunium, gas alam cair serta beragam suku cadang komputer dan komunikasi.

Sepanjang 2019 ini nilai ekspor Malaysia ke India bernilai sebesar USD 10,8 miliar. Sementara India mencatat nilai perdagangan dengan Malaysia hanya sebesar USD 6,4 miliar.

Impor Gula

Geliat Petani Tebu di Tengah Ekspansi Gula Impor
Aktivitas petani tebu di Desa Betet, Jatim September lalu. Rembesan gula rafinasi tahun 2018 sebesar 800 ribu ton, produksi gula konsumsi tahun 2018 sebesar 2,1 juta ton, impor gula konsumsi tahun 2018 sebanyak 1,2 juta ton. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Terkait gula, tahun lalu Malaysia mengimpor 1.95 juta ton dari India, menurut data International Sugar Organization. Malaysia cendrung lebih banyak membeli gula dari Thailand dan Brazil ketimbang India.

Diplomasi gula ala Malaysia mengacu pada surplus produksi gula India yang merupakan produsen gula terbesar di dunia. Untuk merenggangkan stok gula domestik, pemerintah New Delhi harus mengekspor 6 juta ton gula, klaim analis kepada The Economist. Adapun untuk tahun ini nilai eskpor gula India ditaksir akan bertengger di kisaran lima juta ton.

MSM mengklaim pihaknya mengatur agar impor gula dari India dikirimkan secara beruntun sebanyak tiga kali antara Januari dan Februari. "Ini adalah langkiah baik dan bisa membantu India meningkatkan ekspor gulanya," kata Pravul Vithalani, Presiden Asosiasi Gula India ihwal rencana MSM menambah impor gula.

Menurut salah satu distributor internasional gula India di Mumbai, perusahaan-perusahaan Malaysia sudah membeli sebanyak 50.000 ton gula untuk bulan Januari saja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya