Liputan6.com, Jakarta Kim Kyong Hui, bibi pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, telah 'menghilang' enam tahun belakangan. Namun, kini ia muncul kembali di publik untuk pertama kalinya.
Kyong Hui merupakan saudara perempuan Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un, dan sempat mempunyai posisi berpengaruh selama tahun-tahun awal kepemimpinan Kim.
Baca Juga
Kyong Hui bersama suaminya pernah menjadi pasangan berpengaruh yang punya semacam kekuatan politik Korea Utara di belakang keponakan muda mereka, yang menggantikan ayahnya pada Desember 2011.
Advertisement
Ia kemudian menarik diri dari publik pada 2013 setelah Kim Jong-un memerintahkan eksekusi mati terhadap suaminya, Jang Song Thaek, yang ketika itu dianggap sebagai orang terkuat nomor dua di Korea Utara.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Mengejutkan
Media nasional Korut menunjukkan foto Kyong Hui yang sedang duduk di dekat Kim dalam perayaan Tahun Baru Imlek di Pyongyang.
"Banyak pengamat Korea Utara berasumsi bahwa Kim Kyong Hui berada di pengasingan atau bahkan dibunuh menyusul eksekusi sang suami, sehingga kemunculannya bersama sang pemimpin tentu saja mengejutkan," ujar Oliver Hotham, editor NK News, organisasi media berbasis di Seoul, Korea Selatan, yang memantau Korea Utara, seperti dilansir Antara, Minggu (26/1/2020).
Kemunculan kembali Kyong Hui di posisi yang sebegitu tinggi memberi kesan bahwa dia tetap mempunyai kuasa, atau setidaknya kembali meraih posisi berpengaruh di balik layar, menurut Hotham.
Ia merujuk pada media nasional yang menaruh Kyong Hui pada daftar di belakang orang nomor dua negara itu, Choe Ryong Hae.
Â
Advertisement
Aneh dan Brutal
"Bahwa dia duduk di samping sang pemimpin dan berada di daftar setelah Choe Ryong Hae, menunjukkan dia diberi posisi baru yang signifikan, mungkin sebagai penasihat Kim Jong Un di bidang ekonomi atau politik," kata Hotham.
Dia menambahkan, "Hal itu juga mengingatkan kita akan bagaimana aneh dan brutalnya Korea Utara, bahwa Kyong Hui duduk di samping orang yang memerintahkan suaminya dieksekusi."
Saat ini, Kim Jong-un tengah menghadapi sentimen dunia politik nasional dan internasional, sebagaimana pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat jalan di tempat serta sanksi internasional dikenakan terhadap ekonomi Korea Utara.