Flu Lebih Mengancam Warga AS Dibanding Virus Corona

Bagi warga Amerika, flu merupakan ancaman kesehatan yang jauh lebih serius dibanding Virus Corona COVID-19.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 20 Feb 2020, 18:35 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2020, 18:35 WIB
Sebuah papan pengumuman yang menginformasikan ketersediaan vaksinasi flu dipasang di luar toko obat CVS di New York, Amerika Serikat, pada 15 Januari 2013. (Xinhua/Wang Lei)
Sebuah papan pengumuman yang menginformasikan ketersediaan vaksinasi flu dipasang di luar toko obat CVS di New York, Amerika Serikat, pada 15 Januari 2013. (Xinhua/Wang Lei)

Liputan6.com, Amerika Serikat - Bagi warga Amerika, flu merupakan ancaman kesehatan yang jauh lebih serius dibanding Virus Corona COVID-19.

Berdasarkan data statistik terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat (AS), penyakit flu telah menyebabkan 14.000 hingga 36.000 kematian warga Amerika, sedikitnya 250.000 orang dirawat di rumah sakit, dan 26 juta hingga 36 juta orang menderita sakit flu pada musim flu yang tengah merebak di negara itu saat ini.

Di sisi lain, di AS hanya terdapat 15 kasus terkonfirmasi Virus Corona, tanpa adanya kematian.

Secara global, Virus Corona telah mengakibatkan kurang dari 2.000 kematian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


2017-2018 Flu Terparah di AS

Ilustrasi Sakit Flu dan Demam
Ilustrasi Sakit Flu dan Demam (iStockphoto)

Faktanya, pengunjung asal China yang datang ke AS pada saat ini menghadapi kemungkinan 10.000 kali lipat meninggal akibat influenza dibanding kemungkinan warga AS yang berkunjung ke China meninggal akibat COVID-19, tulis Simon Murray, seorang pakar terkenal AS, di portal berita klinis HCPLive.

Setiap kali musim flu merebak di AS, jutaan warga jatuh sakit dengan ratusan ribu dirawat di rumah sakit, dan menelan korban jiwa hingga puluhan ribu orang. Sebelumnya, musim flu 2017-2018 merupakan yang paling parah dalam satu dekade terakhir di AS.

Musim flu 2018-2019, seperti dilansir Xinhua, Kamis (20/2/2020), yang dimulai pada awal Oktober 2019, mencetak rekor dalam hal durasi, dengan pergerakan flu yang terus melonjak.

AS pernah mengalami dua gelombang musim flu yang berbeda, pertama disebabkan oleh virus H1N1 dan kedua oleh virus H3N2.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya