Fosil Bunga Karang Tertua di Dunia Ditemukan di China Timur

Tim peneliti China dan Jerman berhasil menemukan fosil Rossellids atau bunga karang tertua di dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2020, 20:10 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2020, 20:10 WIB
ilustrasi terumbu karang.
ilustrasi terumbu karang. (iStockphoto)

Liputan6.com, Anhui - Tim peneliti China dan Jerman berhasil menemukan fosil Rossellids atau bunga karang tertua di dunia. Pememuan ini memundurkan periode sejarah fosil bunga karang atau spons serupa hingga lebih dari 300 juta tahun.

Kelompok fosil bunga karang berusia 440 juta tahun tersebut ditemukan di Provinsi Anhui, China timur, oleh Li Lixia dari Institut Geologi dan Palaeontologi Nanjing di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China bersama rekan-rekannya dari China dan Jerman.

Berasal dari periode Ordovisium paling awal, fosil-fosil bunga karang tersebut berbentuk saccular, globular atau oval dengan dinding yang relatif tebal.

Penemuan itu memberikan sejumlah wawasan tentatif terhadap afinitas antara spesies baru dan taksa lainnya, seperti dilansir Xinhua, Jumat (28/2/2020).

Penemuan fosil tersebut merupakan rekor tertua yang memberikan informasi terbaru untuk memahami filogeni bunga karang dan evolusi Hexactinellida modern, imbuh Li pada makalah penelitian yang dipublikasikan dalam edisi terbaru Paleontologische Zeitschrift.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Fosil Rumput Laut Tertua

Fosil rumput laut. (Nature Ecology & Evolution)
Fosil rumput laut. (Nature Ecology & Evolution)

Paleontolog dari Virginia Tech menemukan fosil rumput laut tertua yang pernah ditemukan di dunia. Umur fosil ganggang hijau itu diperkirakan 1 miliar tahun.

Bentuknya seperti vena yang tercetak di bebatuan kuno. Penemuan fosil ini telah memberi beberapa petunjuk paling penting dalam menyatukan timeline fotosintesis. 

Bahkan dari masa berabad-abad yang lalu, fosil ini menunjukkan bukti karakteristik yang sama dengan ganggang modern. Mereka mewakili organisme multiseluler dengan struktur bercabang dan bahkan sistem akar.

Palaeontolog telah menamai ganggang kuno yang baru ditemukan ini sebagai Proterocladus Antiquus. Umur fosil ini mengalahkan pemegang rekor sebelumnya, the fragmentary Proterocladus yang berusia 800 juta tahun, yang diduga sebagai spesies yang sama.

Penemuan ini menunjukkan bahwa rumput laut sudah tumbuh subur di lautan, jauh sebelum tanaman bermigrasi ke lahan kering. "Seluruh biosfer sangat tergantung pada tanaman dan ganggang untuk makanan dan oksigen, namun tanaman darat tidak berevolusi sampai sekitar 450 juta tahun yang lalu," kata palaeontolog Shuhai Xiao dari Virginia Tech, seperti dilansir sciencealert.com, Rabu (26/2/2020).

"Studi kami menunjukkan bahwa rumput laut hijau berevolusi paling lambat 1 miliar tahun yang lalu, mendorong kembali catatan rumput laut hijau sekitar 200 juta tahun."

Fosil-fosil itu ukurannya kecil, hanya beberapa milimeter sebesar kutu pada batu sedimen yang ditemukan di Formasi Nanfen di Provinsi Liaoning, China Utara. Tetapi ketika dipelajari di bawah mikroskop, bentuk percabangannya tampak halus dan jernih.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya