Rumah Sakit Penuh, Pasien Virus Corona di Iran Dirawat dalam Tenda

Meski sejumlah kasus Virus Corona sudah muncul di Iran, banyak penduduk di Kota Qom yang belum menganggap serius virus ini.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Mar 2020, 14:35 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2020, 14:35 WIB
Ilustrasi rumah sakit/Pixabay StockSnap
Ilustrasi rumah sakit/Pixabay StockSnap

Liputan6.com, Qom - Kota Qom di Iran harus berhadapan dengan situasi sulit lantaran Virus Corona yang sedang terjadi. Rumah sakit di kota ini mengalami kekurangan tempat tidur serta ruang rawat karena banyaknya pasien Virus Corona.

Dalam situasi seperti ini, otoritas setempat akhirnya memutuskan untuk menggunakan tenda sebagai tempat rawat inap.

Dikutip dari laman CNN, Kamis (5/3/2020) meski sejumlah kasus Virus Corona sudah muncul di Iran, banyak penduduk di Kota Qom yang belum menganggap serius virus ini.

"Ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit ini masih belum dianggap serius oleh penduduk di daerah ini," kata Mohsen Orouji, Direktur Pusat Manajemen Krisis Provinsi Qom.

"Meski demikian, pihak kami akan terus bekerja sama dengan penduduk dalam menanggulangi masalah ini," ucapnya.

Ali Abrazi, Wakil Rektor Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Qom, mengatakan lima rumah sakit di Qom memfasilitasi pasien Virus Corona.

Meski demikian, pihak setempat melaporkan bahwa masih terdapat kekurangan tempat tidur bagi pasien. Sehingga dibuat tenda khusus untuk merawat pasien.

"Kami terpaksa membangun rumah sakit tenda," kata Ali.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Kabar Terbaru dari Singapura

Ilustrasi Singapura
Ilustrasi Singapura (AP/Wong Maye-E)

Di saat Iran mengalami kekurangan ruang rawat dan tempat tidur, beda halnya dengan Singapura. Belum lama ini kasus pasien Virus Corona bertambah dua orang.

Pemerintah Singapura melalui situs Ministry of Health (MOH) telah mengonfirmasi dua kasus baru positif Virus Corona COVID-19 pada Rabu, 4 Maret. Jumlah ini menambah total kasus positif COVID-19 di Singapura menjadi 112 kasus.

Sementara itu, terdapat tambahan satu pasien yang telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan, sehingga total sudah 79 orang yang dinyatakan sembuh.

Sementara itu, 25 pasien dinyatakan dalam kondisi stabil dan tujuh orang dalam perawatan ICU.

Menurut rilis yang diberikan oleh KBRI Singapura, Kamis (5/3/2020), kedua kasus baru tersebut (kasus 111 dan kasus 112) tidak memiliki riwayat perjalanan ke RRT maupun Korea Selatan, spesifiknya Kota Daegu dan Cheongdo.

Pasien baru pertama merupakan warga negara Singapura berusia 43 tahun berjenis kelamin laki-laki dan saat ini dirawat di National University Hospital. Sedangkan pasien kasus 112 merupakan warga negara Singapura berusia 62 tahun berjenis kelamin laki-laki dan saat ini dirawat di National Centre for Infectious Disease (NCID).

Kementerian Kesehatan Singapura telah mengidentifikasi 3.204 orang yang pernah menjalin kontak intensif dengan pasien positif COVID-19. Sebanyak 355 orang saat ini tengah menjalani karantina dan 2.849 orang telah menyelesaikan masa karantina.

 

Larangan Masuk Singapura

Ilustrasi bendera Singapura - Portrait (Wikimedia Commons)
Ilustrasi bendera Singapura - Portrait (Wikimedia Commons)

Terhitung Rabu (4/3/2020) mulai pukul 23.59, pelancong yang datang dari Korea Selatan, Italia bagian utara, dan Iran dalam 14 hari terakhir tak lagi boleh memasuki Singapura. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Sedangkan, warga negara Singapura dan pemegang izin masuk dalam jangka panjang yang mengunjungi area positif Covid-19 tetap dibolehkan masuk, tapi harus mengisolasi diri sampai setidaknya dua minggu berdasarkan arahan petugas medis.

Kementerian Kesehatan Singapura juga mendorong warganya untuk menghindari kunjungan ke Iran, Italia bagian utara, Korea Selatan, dan Jepang, terlebih perjalanan dilakukan tak dalam kondisi esensial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya