Pasien Virus Corona di Jepang 2 Kali Positif COVID-19, Ini Kata Pakar

Pasien Virus Corona di Jepang dilaporkan positif mengidap COVID-19 sebanyak dua kali.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Mar 2020, 13:56 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2020, 13:56 WIB
China Tutup Semua RS Sementara di Wuhan
Para pasien yang telah dinyatakan sembuh berjalan keluar dari rumah sakit sementara Wuchang di Wuhan, Provinsi Hubei, 10 Maret 2020. Kelompok terakhir 49 pasien yang telah sembuh dari COVID-19 meninggalkan rumah sakit sementara Wuchang pada Selasa (10/3) sore. (Xinhua/Fei Maohua)

Liputan6.com, Hong Kong - Pasien Virus Corona di Jepang dilaporkan positif mengidap COVID-19 sebanyak dua kali. Pasien ini positif ketika turun dari kapal pesiar Diamond Princess, kemudian sempat dipulangkan hingga akhirnya positif lagi.

Berdasarkan laporan NHK, pasien itu berusia 70 tahunan dan sudah pulang pada 2 Maret lalu. Kamis pekan lalu ia demam tinggi sampai 38 derajat celcius dan kembali masuk rumah sakit. Pada Sabtu, ia dinyatakan positif Virus Corona COVID-19.

Kasus serupa pernah terjadi di China. Awal bulan ini, South China Morning Post meaporkan ada lebih dari 100 pasien di kota Tianjin yang dilaporkan kembali mengidap Virus Corona COVID-19 padahal sudah sembuh.

Ada pula 14 persen kasus di provinsi Guandong yang boleh pulang, kemudian masuk RS lagi karena masih mengidap Virus Corona COVID-19. Hal sama terjadi di provinsi Jiangsu dan Sichuan.

Namun, belum ada kepastian bahwa pasien di China tertular dua kali. Pakar kesehatan berkata pengecekan dari RS kurang komprehensif, sehingga pasien dikira sembuh padahal belum.

"Maka itu bukannya orang-orang terkena infeksi kedua, atau infeksinya bertahan kuat, seperti yang dikhawatirkan beberapa orang," ujar pakar virus Li Ka Shing dari Universitas Hong Kong.

Ia menyebut ada beberapa faktor mengapa hal itu terjadi, mulai dari tesnya tidak berlangsung dengan layak, atau kualitas alat tes yang tidak mumpuni, atau cara sampel dikumpulkan dan disimpan.

Dalam aturan China, ada beberapa ketentuan yang membuat pasien Virus Corona dinyatakan sembuh, yakni suhu badan normal selama tiga hari, tak memiliki masalah pernapasan, keadaan dada membaik dalam CT scan. Mereka juga harus mendapat hasil negatif pada tes PCR selama dua kali berturu-turut, dengan setidaknya jarak satu hari. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Baru Pulang dari Jepang, 32 Warga Palu Berstatus ODP

Seorang perawat mengintip dari jendela ruang isolasi yang disiapkan RSUD Undata Palu untuk pasien virus corona. Foto: Heri Susanto.
Seorang perawat mengintip dari jendela ruang isolasi yang disiapkan RSUD Undata Palu untuk pasien virus corona. Foto: Heri Susanto.

32 warga Kota Palu ditetapkan sebagai Orang Dalam Pamantaun (ODP) oleh Dinas Kesehatan Kota Palu. Status ODP itu diberikan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona usai mereka pulang dari luar negeri.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, dr. Huzaimah menyatakan bahwa 32 orang itu saat ini dalam kondisi kesehatan yang normal dan baik. Pihak dinkes menetapkan ODP untuk mengantisipasi puluhan warga itu terjangkit virus corona. Apalagi mereka baru saja pulang dari Jepang, salah satu negara yang sedang menghadapi wabah corona.

"32 orang itu kami pantau dan observasi sejak empat hari lalu setelah tiba dari Jepang. Tapi kesehatan mereka sampai sekarang masih baik," kata Huzaimah, Sabtu lalu. 

Masa ODP puluhan warga itu sendiri pada Sabtu 14 Maret 2020 telah memasuki hari ke-4 dari 14 hari masa observasi dan pemantauan yang ditetapkan. Selama masa itu mereka hanya dibolehkan keluar rumah dengan alasan penting dengan tetap menggunakan masker.

Mereka juga diminta segera ke puskesmas atau rumah sakit jika merasakan gejala yang berkaitan dengan Virus Corona, seperti demam, batuk, dan sesak napas.

"Secara teknis pemantauan ODP dilakukan oleh Puskesmas-puskesmas tempat warga tersebut tinggal," dr. Huzaimah menambahkan.

Pihak Dinkes Palu meminta warga Palu secara umum untuk tidak khawatir dengan adanya warga yang berstatus ODP sebab langkah ini merupakan hal yang normal dilakukan guna mengantipasi penyebaran virus tersebut.

"Sebenarnya mereka (ODP) itu telah diperiksa dan discreening di bandara Soekarno Hatta, Jakarta dan bandara Palu, hasilnya tidak ada gejala virus corona. Tapi observasi di Palu tetap penting untuk pencegahan dan mendapat kepastian," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya