Ilmuwan AS: Masker Perlindungan Palsu, Tetap Bisa Tertular Virus Corona COVID-19

Ilmuwan AS menegaskan pakai masker tidak otomatis melindungi orang dari Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Apr 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2020, 11:30 WIB
Presiden AS Donald Trump Dr. Anthony Fauci dan Dr. Deborah Birx yang menjadi penasihat Gedung Putih melawan Virus Corona (COVID-19)
Presiden AS Donald Trump Dr. Anthony Fauci dan Dr. Deborah Birx yang menjadi penasihat Gedung Putih melawan Virus Corona (COVID-19). Dok: Gedung Putih

Liputan6.com, Washington, D.C. - Ilmuwan menyatakan menggunakan masker tidak menjamin seseorang terlindungi dari Virus Corona (COVID-19). Penangkal paling ampuh tetap menjaga jarak dan rajin cuci tangan. 

Keterangan itu disampaikan oleh Dr. Deborah Birx yang menjabat sebagai Koordinator Respons Virus Corona Gedung Putih. Dr. Birx mengingatkan masyarakat bahwa Virus Corona baru bisa menular masuk lewat mata yang tak tertutup masker. 

"Yang paling penting adalah social distancing (kini disebut physical distancing) dan mencuci tangan. Dan kita tidak ingin orang-orang mendapat keyakinan palsu bahwa terlindungi karena mereka pakai masker," ujar Dr. Birx di konpers harian Gedung Putih, seperti ditulis Jumat (3/4/20).

"Ingat, mata kalian tidak ditutup masker, jadi jika kamu menyentuh bermacam hal dan kemudian menyentuh matamu, maka kamu sama saja membuat dirimu terpapar," ujar Dr. Birx yang merupakan dokter militer dan berpengalaman melawan Ebola, HIV, dan Malaria.

Social distancing yang disarankan Dr. Birx adalah jaga jarak sekitar dua meter. Kumpul-kumpul yang melibatkan lebih 10 orang juga tak disarankan karena bisa mengakibatkan penularan Virus Corona.

Menurut Dr. Birx, Virus Corona berbahaya karena ada kasus-kasus yang tak menunjukan gejala atau kasusnya ringan. Alhasil, penyebaran berisiko terjadi tanpa disadari, meski sudah pakai masker.  

"Kita tidak ingin masyarakat merasa oh saya pakai masker, saya terlindungi dan saya melindungi orang lain. Kamu mungkin melindungi orang lain tetapi jangan merasa aman seakan masker bisa eksklusif melindungimu dari terinfeksi, karena ada banyak cara kamu bisa terinfeksi," ujar Dr. Birx. 

Kasus Virus Corona jenis baru di AS saat ini adalah yang tertinggi di dunia. Presiden AS Donald Trump menyebut puncak kematian akibat virus itu di AS akan terjadi dalam dua pekan sebelum kasusnya menurun. 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Gedung Putih: Jaga Jarak 2 Meter Demi Hindari Virus Corona COVID-19

Penerapan Social Distancing di Jakarta
Sejumlah masyarakat melakukan jaga jarak aman di area publik di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (18/3-2020). Jaga jarak atau prosedur social distancing measure harus diterapkan kepada masyarakat yang masih melakukan aktivitas di luar untuk memghindari penyebaran Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pakar kesehatan Gedung Putih terus mendorong adanya social distancing supaya menekan penyebaran Virus Corona COVID-19 (COVID-19). Jarak ideal antar satu sama lain disebut sekitar 2 meter atau tepatnya 1,82 meter. 

Dr. Deborah Birx berkata jarak tersebut meter dianggap ideal untuk menghindari droplet (percikan air liur).

"(Social distancing) adalah ketika kita meminta orang-orang untuk setidaknya saling memberi jarak enam kaki (1,82 meter). Dan kamu mungkin bertanya kenapa enam kaki? Karena banyak bukti sains terkait penyakit pernapasan bahwa jarak itu adalah jarak terjauh saat droplet keluar saat bersin atau batuk," ucap Dr. Birx dalam video Gedung Putih.

Virus Corona COVID-19 dapat menular lewat kontak fisik dekat. Pihak Gedung Putih juga meminta agar tak ada acara kumpul-kumpul lebih dari 10 orang. 

Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Dr. Anthony Fauci juga meminta agar masyarakat jangan nekat ke tempat-tempat ramai dulu. Terkait pekerjaan bisa dilakukan dari jarak jauh, sementara untuk hiburan diharapkan ditunda dahulu. 

"Jangan ke bar, jangan ke restoran, jangan ke bioskop dengan banyak orang. Pokoknya pemisahan fisik agar Anda punya ruang antara diri Anda dan orang lain yang bisa saja terinfeksi atau menginfeksimu," tegas Dr. Fauci.

Ada kasus-kasus penularan Virus Corona COVID-19 terjadi akibat keramaian. Ambil contoh di Malaysia, akibat acara tabligh akbar di Kuala Lumpur kini kasus Virus Corona COVID-19 di negeri jiran sedang melonjak bahkan menyebar ke negara lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya