Dalam Sehari, 1.000 Nyawa Melayang Akibat Virus Corona COVID-19 di AS

Bahaya dari Virus Corona (COVID-19). Dalam sehari ratusan hingga lebih dari seribu orang meninggal dunia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 02 Apr 2020, 19:22 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 19:22 WIB
Presiden AS Donald Trump (AP PHOTO)
Presiden AS Donald Trump (AP PHOTO)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Jumlah korban meninggal akibat Virus Corona (COVID-19) di Amerika Serikat menyentuh rekor tertinggi dalam satu hari. Per Rabu kemarin, ada 1.054 orang meninggal dunia.

Itu adalah pertama kalinya jumlah orang meninggal di AS menembus seribu orang dalam serhari akibat Virus Corona. Sebelumnya, angka tertinggi adalah 504 orang meninggal dalam sehari.

Dilaporkan USA Today, Kamis (2/4/2020), saat ini sudah ada 5.116 pasien Virus Corona yang meninggal di AS. Presiden AS Donald Trump berkata dalam dua minggu ke depan penyakit ini bakal memuncak.

Peneliti dari Universitas Washington turut berkata dalam dua minggu diprediksi ada 2.200 warga AS yang meninggal dalam sehari akibat virus ini. Jika itu terjadi, maka virus ini lebih berbahaya dari penyakit jantung yang membunuh 1.772 orang per hari di AS.

Model dari Universitas Washington turut memprediksi ada total 84 ribu warga AS yang meninggal akibat Virus Corona pada akhir musim panas tahun ini.

Ada bermacam skenario prediksi Virus Corona di AS. Prediksi kematian di AS adalah antara 36 ribu orang hingga 152 ribu orang.

Pihak Gedung Putih berkata ada 100 ribu hingga 200 ribu warga AS yang meninggal karena Virus Corona sebelum virus itu bisa dijinakan. Pemerintah pun menerapkan panduan agar masyarakat tak keluar rumah hingga akhir April demi mencegah penyebaran.

Panduan lainnya yang diminta pemerintah AS adalah menerapkan jaga jarak sekitar 2 meter antar satu sama lain. Hal itu diimbau dilakukan meski sudah memakai masker.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Prediksi Donald Trump

Konferensi pers oleh Presiden AS Donald Trump terkait Virus Corona yang kasusnya terus meningkat di Amerika Serikat.
Konferensi pers oleh Presiden AS Donald Trump terkait Virus Corona yang kasusnya terus meningkat di Amerika Serikat. (Saul Loeb/AFP)

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, kasus Virus Corona COVID-19 di negaranya akan memuncak pada Hari Paskah sebelum kemudian menurun. Trump seraya mengklarifikasi ucapannya beberapa waktu lalu bahwa situasi akan kembali normal pada Hari Paskah.

Hari Paskah 2020 jatuh pada 12 April.  

"Hari Paskah seharusnya menjadi angka puncak, dan seharusnya mulai menurun dan harapannya (turun) secara substansial dari titik itu," ujar Presiden Trump pada konferensi pers harian di Gedung Putih, seperti ditulis Senin kemarin.

"Puncaknya, poin tertinggi laju kematian, ingat ini, kemungkinan besar terjadi dalam dua pekan," ujar Trump. "Maka dari itu, dalam dua minggu ke depan, dan selama periode ini sangat penting bagi semua orang untuk benar-benar mengikuti panduan," ucap Trump. 

Panduan yang dimaksud adalah untuk melakukan social distancing hingga 30 April nanti. Masyarakat AS diminta jangan keluar rumah jika tidak perlu.

Hal itu diminta Trump karena ada potensi pengidap Virus Corona yang tak menunjukan gejala namun menularkannya. Awalnya, kebijakan itu hanya berlaku 15 hari saja hingga akhir Maret.

Presiden Trump enggan melonggarkan aturan terlalu cepat karena khawatir kasus Virus Corona kembali meroket. Pakar kesehatan Gedung Putih berkata itu bisa berjadi.

"Kita tidak ingin melakukannya terlalu dini dan kemudian angkanya menurun, menurun, dan kemudian mulai naik lagi, karena kita mendiskusikan itu bisa terjadi, dan kita tidak ingin hal itu terjadi," ujar Presiden Trump.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya