Usai Lockdown Akibat Corona, Warga Wuhan Dapat Sertifikat dan Dipantau Lewat Big Data

Wuhan menggunakan teknologi seperti big data setalah lockdown akibat Virus Corona COVID-19 berakhir.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Apr 2020, 16:44 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2020, 16:44 WIB
FOTO: Pemandangan Malam Kota Wuhan Setelah Corona Mereda
Sejumlah bangunan berselimut cahaya lampu di Wuhan, Provinsi Hubei, China, 7 April 2020. Wuhan mencabut larangan perjalanan keluar mulai 8 April 2020 setelah penerapan karantina wilayah (lockdown) selama hampir 11 pekan untuk membatasi penyebaran virus corona COVID-19. (Xinhua/Shen Bohan)

Liputan6.com, Wuhan - Wuhan telah resmi menyelesaikan masa lockdown pada Rabu 8 April akibat wabah Virus Corona COVID-19. Kehidupan masyarakat hingga jalur lalu lintas pun kini sudah dinormalisasi.

Pemerintah China masih waspada meski sudah menyelesaikan lockdown. Tiap wilayah diminta mengecek suhu badan warga yang datang dan pergi.

Langkah waspada lain adalah memberikan sertifikat sebelum warga bisa bekerja. Ada pula kode QR yang harus dipindai warga sebelum masuk kesuatu tempat.

"Sebelum kerja, kita harus daftar untuk kode kesehatan hijau lewat smartphone. Dengan cara memindai kode itu dan menunjukan sertifikat di gedung tempat tinggal, saya bisa keluar rumah," ujar warga Wuhan bernama Huang Yan seperti dilaporkan Global Times, Kamis (9/4/2020).

"Setiap kali saya pergi, saya harus memindai kode QR, maka tempat-tempat yang saya kunjungi bisa tercatat," lanjut pria yang merasakan lockdown sejak 23 Januari lalu.

Berbagai tempat seperti restoran, hotel, toko, dan stasiun turut meminta agar warga memintai kode QR mereka. Kode tersebut digunakan untuk mengetahui lokasi yang dikunjungi pasien yang terkena Virus Corona.

"(Kode QR) Ini untuk mencatat jalur setiap orang agar memantau rute penularan apabila ada pasien terkonfirmasi yang melalui jalur yang sama, hal ini menunjukan China menggunakan big data untuk melacak kasus infeksi Virus Corona," tulis Global Times.

Sebagian pakar tetap mengingatkan agar jangan lengah dulu sebagai antisipasi bila virusnya kembali merebak. Selain itu masih ada banyak hal yang masih belum diketahui terkait Virus Corona dan rute penularannya.

Lockdown di Wuhan bisa dibilang sebagai yang paling ketat di dunia. Rute transportasi umum ditutup, kendaraan pribadi dibatasi, bahkan tidak ada orang yang boleh keluar dan masuk kota tersebut.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Masih Ada Pembatasan

FOTO: Pemandangan Malam Kota Wuhan Setelah Corona Mereda
Pemandangan malam hari di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, 7 April 2020. Wuhan mencabut larangan perjalanan keluar mulai 8 April 2020 setelah penerapan karantina wilayah (lockdown) selama hampir 11 pekan untuk membatasi penyebaran virus corona COVID-19. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Meski Wuhan sudah membuka kembali perbatasannya setelah 76 hari ditutup, beberapa pembatasan di dalam kota akan tetap berlaku, demikian seperti dilaporkan CNN.

Para pejabat memperingatkan bahwa ancaman infeksi lebih lanjut masih jauh dari selesai.

 Kota metropolis yang dihuni sekitar 11 juta orang itu, tempat Virus Corona jenis baru pertama kali terdeteksi pada Desember 2019. Kemudian wilayah tersebut ditutup dari dunia luar sejak 23 Januari 2020, dalam upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengatasi wabah tersebut.

Pada hari Rabu, penduduk dan pengunjung yang sehat akhirnya akan diizinkan meninggalkan Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, dengan kereta api dan penerbangan dibuka kembali dan pintu masuk jalan raya dibuka kembali.

Otoritas kereta api Wuhan memperkirakan lebih dari 55.000 penumpang akan meninggalkan Wuhan dengan kereta pada hari Rabu. Sekitar 40% diperkirakan menuju wilayah Delta Sungai Mutiara, pusat manufaktur utama di China, menurut CCTV.

Pelonggaran pembatasan perjalanan di Wuhan adalah tonggak terbaru dalam perjuangan China melawan COVID-19. Negara itu melaporkan hampir nol infeksi lokal baru dalam beberapa pekan terakhir, yang mengarah pada tindakan pembatasan serupa yang dicabut untuk bagian lain dari Provinsi Hubei akhir bulan lalu.

Luo Ping, seorang pejabat pengendalian epidemi di Wuhan, mengatakan kepada CCTV pada hari Minggu bahwa pencabutan lockdown menandai awal mula kembali kegiatan ekonomi dan sosial kota dari "suspensi" sebelumnya. Tetapi dia memperingatkan kota itu menghadapi tugas yang sulit mencegah kasus impor Corona COVID-19 dan kambuhnya infeksi lokal.

"Setelah pekerjaan dan produksi dilanjutkan, pergerakan orang meningkat dan begitu pula risiko infeksi silang dari pertemuan massal. Beberapa warga telah kehilangan kewaspadaan mereka dan tidak mengenakan masker ketika mereka pergi jalan-jalan," katanya kepada CCTV.

"Dibukanya kembali Wuhan tidak berarti segalanya bebas, tidak juga berarti santai dalam pencegahan epidemi dan langkah-langkah pengendalian (di dalam kota)," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya