Warga RI Temukan Peluang Baru Saat Pandemi Corona COVID-19 di Australia

Sebagian warga di Indonesia di Australia terpaksa harus kehilangan pekerjaan selama pandemi virus corona.

diperbarui 18 Apr 2020, 17:07 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2020, 17:00 WIB
Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Sydney - Mencari peluang baru di tengah melesunya banyak sektor industri akibat pandemi virus corona merupakan sebuah tantangan. Terutama bagi sebagian warga di Indonesia di Australia, yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan.

Sejumlah cara bisa dilakukan demi mendapatkan sumber penghasilan baru, seperti memilih untuk meneruskan bisnis yang sempat ditinggalkan karena kesibukan atau memanfaatkan hobi.

Angelin Kristanti, misalnya, yang kini melirik peluang di bidang kuliner, setelah tiga minggu lalu kehilangan pekerjaannya sebagai manajer media sosial 'casual' di sebuah perusahaan audio di Sydney akibat virus corona.

Meski tidak pernah berdagang sebelumnya, Angelin yang terpaksa menganggur karena perusahaannya ditutup, memberanikan diri untuk menjual sate taichan.

Sejak akhir pekan Paskah lalu, Angelin mengaku merasa "pusing" karena memikirkan pekerjaan.

Angelin memang memiliki hobi memasak, hingga ada yang mengatakan jika masakannya enak.

"Jadi [terpikir untuk] masak [dan jual] sate taichan saja, karena belum ada yang menjual," kata Angelin kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.

Dalam wawancara dengan ABC siang kemarin (16/04), perempuan asal Jakarta tersebut mengaku sudah menerima pesanan sebanyak 75 tusuk sate yang akan didistribusikan akhir pekan ini.

"Sejauh ini [penjualan] lumayan, apalagi untuk yang baru mulai," kata Angelin.

Simak video pilihan berikut:

Layanan membawa anjing jalan-jalan

Ilustrasi Anjing Labrador
Ilustrasi Anjing Labrador. (Liputan6/Pixabay)

Mengerjakan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya juga dialami oleh warga Indonesia lainnya, Robin, yang berkecimpung dalam investasi saham.

Di tengah pandemi COVID-19, ia melihat peluang mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi 'dog walker' atau pembawa anjing jalan-jalan.

Peluang ini ia dapatkan setelah berpikir soal warga yang tidak terlalu ingin keluar rumah, karena ketatnya aturan pembatasan pergerakan, atau 'social distancing'.

"Di daerah sini banyak sekolah dan taman. Dari pagi, siang, hingga sore banyak anjing yang lewat di sini. Jadi saya tawarkan saja pemiliknya satu-satu," kata Robin yang juga memelihara seekor anjing.

Dari pekerjaan barunya ini, Robin menerima pendapatan tambahan kurang lebih sebesar AU$100 (Rp980 ribu) dalam sehari.

"Kalau setiap hari lumayan karena saya sendiri punya anjing dan harga makanannya cukup mahal karena tidak mau makan makanan anjing."

Kembali ke bisnis pribadi

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Di saat Angelin dan Robin menemukan sumber pendapatan baru, Arifin Lai menemukan peluang untuk lebih serius dalam menjalankan usahanya sebagai konsultan nutrisi dan kesehatan di tengah pandemi COVID-19.

Sebelum diberhentikan oleh tempat kerjanya karena wabah virus corona, Arifin bekerja di kafe dan restoran di Sydney, membuatnya tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan usahanya tersebut.

"Sebenarnya saya sudah mulai menjalankan [usaha ini], tapi karena pekerjaan [di kafe dan restoran] menyita waktu, saya tidak punya banyak waktu untuk fokus," kata Arifin.

Menurut pria yang sudah lima tahun tinggal di Sydney ini, usahanya di bidang konsultasi nutrisi dan kesehatan telah menerima perhatian lebih sejak pandemi ini berlangsung.

"Justru permintaan [di usaha saya] semakin tinggi. Karena dengan adanya pandemi ini orang-orang lebih fokus dan lebih 'concerned' [perhatian dalam] menjaga kesehatan."

Dampak pandemi COVID-19 juga telah mengajarkan banyak hal baru bagi Angelin yang mengaku telah meninggalkan zona nyamannya dengan berjualan sate.

"Salah satunya untuk buang gengsi," kata Sarjana Psikologi dari University of Technology Sydney ini kepada ABC News.

"Seperti teman saya yang menjadi cleaner atau tukang bersih-bersih, saya juga dulu tidak pernah terpikir akan berjualan makanan."

Meski sebagai pemegang visa 'Permanent Resident' atau Warga Tetap Australia yang bisa mengakses bantuan pemerintah Australia, Angelin merasa tetap berusaha menggunakan keterampilannya untuk menambah penghasilan.

"Tetap semangat, buang gengsi jauh-jauh, dan kalau punya skills [keterampilan] apapun itu yang positif coba saja dipakai untuk survive [bertahan hidup]."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya