Percepat Produksi Vaksin Corona COVID-19, Inggris Bentuk Satgas Khusus

Inggris bertekad menjadi yang terdepan dalam mencari vaksin Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Apr 2020, 17:53 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 17:53 WIB
Ratu Elizabeth II
Ratu Elizabeth II saat di Royal Ascot. (Adrian DENNIS / AFP)

Liputan6.com, London - Pemerintah Inggris telah membentuk Satuan Gugus Tugas untuk percepatan produksi vaksin melawan Virus Corona (COVID-19). Pengumuman ini dirilis oleh Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri (BEIS) pada Jumat, 17 April sebagai bagian dari upaya global Inggris dalam menangani wabah COVID-19.

Pengembangan dan percepatan produksi vaksin Corona akan didorong oleh Satuan Tugas Vaksin dibawah koordinasi Departemen untuk Bisnis, Energi dan Strategi Industri (Business, Energy and Industrial Strategy – BEIS) yang dipimpin oleh Menteri Alok Sharma.

Gugus tugas yang dipimpin oleh Kepala Penasehat Ilmiah Sir Patrick Vallance dan Wakil Kepala Staf Medis Profesor Jonathan van Tam ini akan mendukung upaya untuk mengembangkan vaksin Corona secepat mungkin dengan menyediakan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan oleh industri dan lembaga penelitian.

"Kami melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan nyawa dan mengalahkan virus ini, termasuk bekerja sama dengan bisnis, peneliti dan industri untuk menemukan vaksin secepat mungkin. Inggris memimpin dalam pengembangan vaksin, kami adalah kontributor terbesar untuk upaya global - dan memastikan kami dapat memproduksi vaksin di Inggris sesegera mungkin," ujar Menkes Inggris Matt Hancock seperti dikutip dari rilis resmi Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Senin (20/4/2020).

Selain memperkuat kerja sama sektor publik dan swasta, Satgas Vaksin akan berfokus pada beberapa kegiatan seperti mempersiapkan Inggris sebagai pemimpin dalam pengembangan vaksin.

Pemerintah juga mengumumkan 21 proyek penelitian Virus Corona yang mendapatkan keuntungan dari pendanaan pemerintah senilai 14 juta poundsterling termasuk diantaranya satu proyek baru yang dipimpin oleh Universitas Oxford yang akan mencoba obat anti-malaria untuk menentukan apakah dapat mengurangi efek COVID-19 pada orang dalam kelompok risiko tinggi.

Imperial College London dan Organisasi Kesehatan Masyarakat Inggris (Public Health England) juga turut mendapat alokasi pendanaan.

"Kami mendukung penuh upaya-upaya mereka dalam menyelamatkan dan melindungi kehidupan manusia. Satuan Tugas Vaksin adalah kunci untuk mengkoordinasikan upaya mempercepat pengembangan dan pembuatan vaksin baru yang potensial, sehingga kami dapat memastikan bahwa vaksin tersebut dapat tersedia secepat dan seluas mungkin bagi masyarakat," ujar Menteri Urusan Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Alok Sharma.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Koalisi Melawan Corona

Ratu Elizabeth II Bangkitkan Memori Perang Dunia II Saat Berpidato tentang Krisis Corona
Warga Inggris Raya menyaksikan pidato Ratu Elizabeth II tentang krisis corona COVID-19. (dok. Foto PAUL ELLIS/AFP)

Pengumuman ini merupakan bagian dari respon penelitian £ 25 juta, yang diumumkan pada bulan Februari. Putaran pertama proyek diumumkan pada 23 Maret dan putaran kedua proyek diumumkan hari ini. Totalnya ada 27 proyek penelitian yang diberi pendanaan.

Tak hanya itu, dalam skema program internasional untuk mengembangkan vaksin corona di bawah Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

pendanaan di bawah program CEPI internasional membantu para ilmuwan dan peneliti, termasuk yang ada di Inggris, untuk terus memimpin upaya global untuk mengembangkan vaksin corona yang bisa diterapkan.

Di antara para penerima pendanaan ini adalah beberapa peneliti Inggris dari Universitas Oxford, universitas Edinburgh, Liverpool, Southampton dan Bristol. Departemen UK Aid bekerjasama dengan CEPI akan memastikan bahwa setelah vaksin corona ini dikembangkan, vaksin ini dapat tersedia dan terjangkau oleh Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service).

“Inggris memiliki beberapa ilmuwan vaksin terbaik di dunia, tetapi kita perlu memperhitungkan seluruh proses pengembangan. Satuan Tugas Vaksin ini akan memastikan Inggris dapat mengambil visi secara keseluruhan termasuk penelitian pendanaan, seperti undangan pendanaan dari Institusi Nasional Untuk Penelitian Kesehatan/Penelitian dan Inovasi Inggris baru-baru ini, dan memastikan kemampuan manufaktur untuk memberikan vaksinasi COVID-19 secepat mungkin," ujar Kepala Staf Medis Profesor Chrit Whitty.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya